Bukan Sekadar Alat Bantu, AI Bisa Menjadi Partner Cerdas dalam Kehidupan Manusia

2 days ago 13
Bukan Sekadar Alat Bantu, AI Bisa Menjadi Partner Cerdas dalam Kehidupan Manusia Tommy Teja, AI Expert sekaligus Founder komunitas Komunikasi AI Aiko(MI/Panji)

KECERDASAN buatan (AI) bukan lagi sekadar alat bantu otomatisasi. Saat ini, AI telah berevolusi menjadi asisten digital yang mampu memahami konteks, bahasa, bahkan budaya penggunanya. 

"Kalau dulu kita harus belajar ‘bahasa mesin’ untuk bisa menggunakan AI, sekarang AI justru yang belajar memahami bahasa manusia. Ini bukan lagi tentang perintah berbasis teks, tapi multimodal AI bisa menerima input dari suara, gambar, teks, hingga konteks layar," kata Tommy Teja, AI Expert sekaligus Founder komunitas Komunikasi AI Aiko, dalam acara diskusi panel Galaxy S25 Series: Your Everyday AI Companion, di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Sebagai seorang entrepreneur di bidang agensi kreatif, Tommy mengatakan AI telah mengalami lompatan besar dalam lima tahun terakhir. Ia bahkan telah mengintegrasikan AI dalam proses produksi konten dan analisis data sejak awal 2024. 

"Awalnya dari kebutuhan efisiensi di agensi, sekarang jadi fondasi membangun komunitas edukatif AI terbesar di Indonesia," ujarnya.

Tommy juga menyoroti dua tantangan besar dalam ekosistem AI saat ini: fragmentasi platform dan ketergantungan pada koneksi internet.

Menurutnya, banyak pengguna AI merasa kebingungan karena harus berpindah-pindah antar aplikasi yang tidak saling terintegrasi. Untuk itu, ia menyoroti pentingnya solusi seperti Galaxy AI dari Samsung yang mampu menggabungkan berbagai fungsi ke dalam satu ekosistem terpadu.

"Saya cukup terbantu dengan fitur seamless action across apps dari Galaxy S25. Misalnya, saya bisa langsung mencari tempat meeting, menjadwalkan kalender, dan mengirim info via WhatsApp hanya lewat satu perangkat, tanpa perlu buka banyak aplikasi," tambahnya.

Lebih lanjut, Tommy juga mengingatkan pentingnya peran regulator dalam perkembangan AI di Indonesia, terutama dalam hal transparansi dan perlindungan data pribadi. 

"Kita butuh aturan yang kuat agar AI berkembang secara etis. Dan ini hanya bisa dilakukan dengan kolaborasi antara sektor swasta, komunitas, lembaga pendidikan, dan pemerintah," tegasnya.

Indonesia, menurut Tommy, telah menunjukkan tren yang menjanjikan dalam penggunaan AI terbanyak di dunia. 
Meski sebagian besar pengguna masih menggunakan AI untuk pencarian informasi, namun tren penggunaan untuk belanja online, kreasi konten, dan navigasi juga terus meningkat.

"Dengan pendekatan yang benar dan kolaboratif, kita bisa memastikan AI bukan hanya alat bantu, tapi benar-benar menjadi partner cerdas dalam kehidupan manusia," pungkasnya. (Z-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |