Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap menyatakan hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angin pada Sabtu (8/11) sore memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Cilacap, Jawa Tengah.
BPBD menyatakan sejauh ini belum ada laporan korban jiwa akibat banjir dan longsor di Cilacap.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan berdasarkan laporan dari sejumlah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Penanganan Kedaruratan Bencana Daerah (PKBD), kejadian akibat cuaca ekstrem terjadi hampir bersamaan di empat wilayah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan yang kami terima mencakup kejadian banjir di Desa Mandala, Kecamatan Cimanggu, longsor di Desa Bingkeng dan Panulisan Barat, Kecamatan Dayeuhluhur, serta longsor dan genangan air di Desa Babakan, Kecamatan Karangpucung," kata Budi di Cilacap, Minggu (9/11).
Menurut Budi, seluruh kejadian tersebut dipicu oleh curah hujan tinggi sejak siang hingga sore hari yang menyebabkan debit air meningkat di beberapa sungai kecil dan tebing tanah menjadi labil.
Di Desa Mandala, Kecamatan Cimanggu, banjir terjadi di Dusun Cibungur RT 02 RW 05 dan RW 06 akibat luapan Sungai Cikondang setelah hujan deras sejak pukul 13.30 WIB hingga 17.00 WIB.
Air sempat menggenangi halaman rumah warga dan jalan kabupaten dengan ketinggian 50-60 sentimeter sebelum surut pada malam hari.
Sementara di Desa Bingkeng, Kecamatan Dayeuhluhur, tebing setinggi 10 meter dengan panjang 8 meter longsor dan menutup akses jalan penghubung antarprovinsi Jawa Tengah-Jawa Barat.
Bahkan, satu tiang listrik ikut roboh dan menimpa jalan, namun tidak ada korban jiwa.
"Warga bersama petugas UPTD PKBD Majenang, Koramil dan perangkat desa langsung melakukan kerja bakti membersihkan material longsoran serta berkoordinasi dengan PLN untuk mengevakuasi tiang yang roboh," kata Budi.
Ia mengatakan di wilayah Desa Panulisan Barat, Dayeuhluhur, hujan deras selama dua hari mengakibatkan longsor di empat dusun, yakni Cimanggeng 1, Cimanggeng 2, Pendeuy, dan Mulyasari.
Beberapa rumah warga terancam tertimbun, pagar sekolah ambruk dan sekitar 30 rumah tergenang air dengan ketinggian hingga 50 sentimeter di pekarangan.
Selain itu, tanah longsor dan banjir juga terjadi di Desa Babakan, Kecamatan Karangpucung, mengakibatkan jalan utama Babakan-Cinangka tertutup material longsor.
Satu rumah milik warga Desa Babakan bernama Wasino mengalami kerusakan, serta sawah dan kolam ikan milik warga setempat hanyut akibat luapan Sungai Cinangka.
"Seluruh kejadian sudah kami tindaklanjuti dengan peninjauan lapangan, pendataan, dan koordinasi lintas sektor. Saat ini sebagian besar lokasi sudah dapat diakses kembali, meski kerja bakti lanjutan masih dilakukan," kata Budi.
Terkait dengan kejadian tersebut, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi mengingat prakiraan BMKG masih menunjukkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Cilacap dan sekitarnya.
"Kami terus mengingatkan masyarakat di daerah rawan agar tidak beraktivitas di sekitar tebing dan bantaran sungai ketika hujan deras berlangsung," katanya.
Sementara di Kabupaten Banyumas, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (8/11) sore, dilaporkan merobohkan bangunan Mushalla Baitul Maqdis, Desa Sudagaran RT 03 RW 03, Kecamatan Banyumas.
Kepala Dusun 3 Desa Sudagaran Adi menduga robohnya mushalla berukuran 4x7 meter itu disebabkan oleh kondisi fondasi yang tergerus aliran Sungai Kaligawe di belakang bangunan.
Sebelum bangunan tersebut roboh, pohon cangkring yang berada di sebelah mushalla terlebih dulu hanyut terbawa arus sungai yang sangat deras.
Kendati tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai kisaran Rp100 juta.
(antara/gil)

2 hours ago
1

















































