Hindari Masalah pada Kendaraan, Isi Penuh Tangki BBM

7 hours ago 2
Hindari Masalah pada Kendaraan, Isi Penuh Tangki BBM Ilustrasi pengisian BBM.(Dok.Istimewa)

Kebiasaan mengisi bahan bakar minyak (BBM) hingga penuh atau full tank, ternyata lebih baik dari pada mengisi setengah karena akan ada masalah yang terjadi. Karena secara perlahan dalam skala kecil akan terjadi peluang masalah bila tangki bahan bakar sering dalam keadaan kosong.

Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Selasa (24/6) menyatakan, kalau mobil sering dipakai tidak ada masalah dengan kondisi tangki mobil tidak penuh. Justru yang jadi masalah bila kendaraan jarang dipakai.

“Jika kondisi tangki tidak penuh dapat mengakibatkan proses kondensasi yang bisa meningkatkan kadar air pada mesin. Kadar air dalam BBM di tangki bisa meningkat, karena adanya kondensasi uap dari udara yang ada dalam tangki ketika kondisi lingkungan temperaturnya turun,” jelasnya.

Menurut Tri, semakin banyak ruang udara di dalam tangki bahan bakar, maka peluang terjadinya kondensasi makin tinggi dan kandungan air juga akan tinggi. Hal itu bisa terjadi, lantaran uap bensin di dalam tangki banyak dan kondensasi bisa menimbulkan kandungan air ketika suhu di lingkungan sekitar menurun, ini biasanya terjadi pada mobil yang jarang digunakan.

Jadi sebaiknya hindari jauh-jauh perilaku seperti ini, karena efeknya cukup mengejutkan dan membuat perasaan tidak tenang. Biaya yang dikeluarkan juga bisa lebih besar dari sekedar mengisi bahan bakar semata. Selain menjadi media bakar, bahan bakar juga sebagai media pendingin bagi pompa bahan bakar. 

Pompa ini sewajarnya selalu terendam oleh bahan bakar. Namun jika persediaannya sudah mulai susut, maka tak bisa terendam seutuhnya. Efeknya pendinginan tidak berjalan dengan baik. Hal inilah yang bisa membuat pompa bahan bakar cepat rusak. 

ISI TANGKI BBM
Hal sama juga dikatakan Andi kepala bengkel merek mobil ternama dibilangan Sunter Jakarta Utara, jika membiarkan bahan bakar dalam jumlah sedikit.

Jangan menyalahkan kondisi mobil saat mogok, tetap harus diingat juga perlakuan terhadap tangki bahan bakar beberapa tahun ke belakang. Bukan tak mungkin mogok saat ini dikarenakan efek dari tahun-tahun yang lalu. Untuk diketahui tangki bahan bakar yang masih terbuat dari pelat besi tergolong rentan terhadap kapasitas bahan bakar.

Jika kerap kali dibiarkan dalam posisi 1/4 atau kurang dalam jangka waktu lama, maka sangat mungkin terjadinya korosi. “Karat ini timbul karena adanya uap air di tangki, akibat jumlah bahan bakar yang terlalu sedikit serta menyisakan ruang kosong terlampau besar. Akhirnya, terjadi kondensasi. Tapi kalau mobil sering dipakai, jumlah 1/4 tersebut tidak terlalu menimbulkan dampak karena selalu berganti dengan yang baru,” ujarnya.

Menurut Andi, sebagian besar kendaraan masa kini sudah menggunakan plastik sebagai bahan tangki bensin. Memang, kemungkinan untuk timbul karat jadi minim. Namun, uap air yang terkumpul dalam tangki, bukan tak mungkin malah mengikat kotoran. 

“Saringan bahan bakar jadi komponen pertama yang terkena dampak. Sebab, ketika mesin dihidupkan dan pompa bahan bakar bekerja. Kotoran akan tersangkut di saringan ini. Kalau sudah terlalu kotor akan terganggu kinerjanya. Sebaiknya diganti. Kadang kala tidak cukup hanya dibersihkan,” tuturnya.

BERDAMPAK PADA INJEKTOR
Andi melanjutkan, selain berdampak pada filter dan pompa bahan bakar, juga bisa berdampak pada injektor. Kotoran yang lolos dari saringan tersebut dan tetap terhisap ke fuel line sangat mungkin menumpuk di lubang injektor. 

Membuat semprotan tidak lagi optimal, yang seharusnya menyebar. Proses pembakaran menjadi tidak optimal dan membuat konsumsi lebih boros. Jika sudah demikian, injektor harus dilepas untuk dibersihkan dan kalibrasi ulang. Setelah filter, biasanya berdampak juga ke pompa bahan bakar. Dengan kotoran yang menumpuk di filter, membuat kinerja pompa lebih berat.

“Efek seriusnya bisa membuat pompa ini rusak. Sebenarnya bisa dideteksi kalau saringan sudah mulai terlalu kotor dan pompa kerja keras, seperti tenaga berkurang, boros bahan bakar dan akselerasi yang menurun. Namun untuk bisa merasakannya, pemilik harus memiliki kepekaan tinggi terhadap performa serta konsumsi BBM sebelumnya. Pada beberapa mobil dengan bahan bakar kurang dari 1/4 bisa juga berdampak pada indikator kawat pelampung. Sehingga sangat mungkin pembacaan indikator bahan bakar yang ada di dasbor menjadi tidak akurat. Jarang memang, tapi kenyataannya ada korban dari hal ini,” paparnya. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |