
Dalam momentum peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim menyampaikan pentingnya menjadikan agenda ini sebagai refleksi bersama untuk memperkuat daya saing industri nasional sekaligus meningkatkan perlindungan terhadap para pekerja. Menurutnya, kesejahteraan buruh dan ketahanan industri adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi dalam mendorong kemajuan ekonomi nasional.
“Buruh yang sehat sejahtera akan menghadirkan industri yang kuat dengan produktivitas tinggi,” ucap dia dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis (1/5).
Chusnunia menyoroti bahwa saat ini industri dalam negeri, khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM) menghadapi tekanan berat akibat maraknya barang impor ilegal yang membanjiri pasar nasional.
“Hal ini bukan hanya melemahkan pelaku usaha lokal, tetapi juga berdampak langsung terhadap potensi penyerapan tenaga kerja. Perlu ada pengawasan dan penindakan yang tegas terhadap praktik impor ilegal demi menjaga kedaulatan industri dalam negeri,” tegasnya.
Di sisi lain, menanggapi kebijakan dagang negara mitra seperti tarif resiprokal yang diterapkan terhadap produk Indonesia, ia menilai hal tersebut sebagai sinyal perlunya Indonesia melakukan reformasi kebijakan impor. Oleh karenanya, ia mendorong pemerintah untuk membentuk satuan tugas lintas sektor yang bertugas secara khusus mengawasi arus barang impor dan memastikan semua regulasi berpihak pada keberlanjutan industri nasional.
“Regulasi yang tidak terintegrasi, berpotensi menjadi bumerang yang justru melemahkan daya saing produk lokal dan mempersempit ruang gerak pelaku usaha, kita harus tekankan kerja-kerja kolaboratif,” pungkasnya. (E-3)