Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng, Cara Abdi Dalem dan Warga Jogja Merayakan Tahun Baru Hijriah

4 hours ago 1
Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng, Cara Abdi Dalem dan Warga Jogja Merayakan Tahun Baru Hijriah Ilustrasi(Instagram Humas Pemda DIY @humasjogja)

PARA abdi dalem Keraton Yogyakarta dan ribuan orang melakukan tradisi berjalan kaki mengelilingi Beteng Keraton Yogyakarta (mubeng Beteng). Tradisi jalan kaki ini dilakukan dilakukan sembari membisu, tidak mengeluarkan kata-kata.

Tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun ini dinamai Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng dalam rangka memperingati Tahun Baru Jawa Dal 1959 pada Kamis (26/06) malam. Sebelum pemberangkatan, para abdi dalem terlebih dulu akan dilakukan pembacaan Macapat selepas Isya di lokasi yang sama.

Kawasan Keraton Yogyakarta sudah didatangi warga selepas pukul 7 malam. Setelah itu, semakin banyak warga yang datang. Bahkan, mereka sampai membludak hingga sekitar Masjid Gedhe Kauman. Keberangkatan mubeng beteng dimulai dari Bangsal Ponconiti, Kompleks Kamandungan Lor (Keben).

Ketua Paguyuban Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, KRT Kusumanegara mengatakan, mubeng beteng merupakan upaya untuk berdoa kepada Allah agar di tahun yang akan datang lebih baik. "Mubeng Beteng juga dimaknai sebagai upaya membentengi keimanan dari perilaku yang tidak berkenan bagi Allah dan sesama manusia," terang dia. 

Menurut dia, pada tahun baru kali ini serasa istimewa karena malam satu suro jatuh pada malam Jumat Kliwon, yang terjadi sekali dalam satu tahun. Selama tahun yang disebut tahun dal ini, upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta lebih besar dibandingkan dengan tahun lainnya. 

Namun, ada pula yang mengatakan, Mubeng Benteng terinspirasi perjalanan suci hijrah Nabi Muhammad dan pengikutnya dari Mekkah-Madinah. Pelaksanaannya dilakukan dengan tidak berbicara (tapa bisu) dan juga tanpa menggunakan alas kaki. 

Dari yang Media Indonesia ikuti, jalan kaki mubeng Beteng dimulai sekitar pukul 00.00 WIB hingga sekira pukul 01.30, dengan lama perjalanan sekira 1,5 jam. Sepanjang perjalanan terasa hening dengan suara langkah kaki yang terdengar dan beberapa peserta dari warga yang berbicara dengan bisik-bisik.

Jalanan terasa lengang karena sudah dikondisikan oleh petugas. Di sepanjang jalan, warga berjejer menyaksikan tradisi ini. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |