Hadiri BRICS, Menko AHY: Perumahan Kunci Ketahanan Kota hingga Inklusi Sosial

5 hours ago 1
 Perumahan Kunci Ketahanan Kota hingga Inklusi Sosial Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).(Dok. Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.)

MENTERI Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan jika perumahan tidak hanya menjadi titik awal dalam strategi adaptasi iklim di kawasan perkotaan. Namun perumahan juga kunci ketahanan kota, inklusi sosial dan pertumbuhan yang berkeadilan.

Menurut Menko AHY, membangun infrastruktur berkelanjutan memang penting, tetapi tidak cukup. Ia menekankan bahwa pembangunan juga harus membuka kesempatan bagi masyarakat, terutama melalui investasi strategis di sektor perumahan. Pernyataan itu disampaikannya pada sesi tematik dalam Forum Urbanisasi BRICS ke-4 yang digelar di Istana Itamaraty, Kementerian Luar Negeri Brasil, Senin (23/6) waktu setempat.

“Membangun infrastruktur berkelanjutan itu perlu, tetapi belum cukup. Kita juga harus membangun kesempatan. Dan sedikit investasi yang mampu membuka kesempatan sebesar perumahan,” ujar Menko AHY di hadapan para delegasi.

Ia memaparkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, bencana telah merusak lebih dari tujuh juta rumah di Indonesia, dengan 80 persen di antaranya disebabkan oleh banjir. Kerusakan tersebut tidak hanya berdampak pada kehilangan tempat tinggal, tetapi juga mengancam aspek-aspek penting dalam kehidupan warga.

“Setiap atap yang hilang bukan hanya berarti kehilangan tempat tinggal, tapi juga risiko terhadap kesehatan, mata pencaharian, dan pendidikan. Karena itulah adaptasi harus dimulai dari rumah, tempat di mana hari dimulai,” lanjutnya.

Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, pemerintah Indonesia tengah menyusun Peta Jalan Perumahan Tangguh Nasional yang akan mencakup pondasi tahan banjir, sistem kelistrikan yang aman, atap penampung air hujan, akses sanitasi hingga pelindung alami seperti sabuk mangrove.

Namun, Menko AHY menegaskan bahwa ketahanan fisik saja tidak cukup. Hunian harus terletak di lokasi yang strategis, dekat dengan jalur transportasi publik serta pusat aktivitas warga.

“Perumahan yang terjangkau harus terhubung dengan pekerjaan, sekolah, dan layanan publik melalui pengembangan berbasis transportasi massal (transit-oriented development). Adaptasi tidak boleh mendorong keluarga ke pinggiran. Adaptasi harus menempatkan mereka di pusat kesempatan,” tegasnya.

Forum Urbanisasi BRICS ke-4 ini bertujuan memperkuat kerja sama antara negara-negara anggota dan mitra BRICS dalam bidang urbanisasi berkelanjutan. Menko AHY hadir atas undangan langsung dari Menteri Perkotaan Brasil, Jader Barbalho.

Sebagai informasi, BRICS merupakan kelompok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Forum ini juga melibatkan sejumlah negara mitra seperti Indonesia, Mesir, Ethiopia, Nigeria, Bolivia, dan Kuba, dengan total partisipasi mencapai 72 anggota delegasi dari berbagai kawasan Global South. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |