CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2025 20:23 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya merespons usulan mantan Ketum PBNU Said Aqil Siraj agar mengembalikan konsesi tambang ke pemerintah. (dok. Forum Sesepuh & Mustasyar Nahdlatul Ulama)
Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya merespons usulan mantan Ketum PBNU Said Aqil Siraj agar mengembalikan konsesi tambang ke pemerintah.
Gus Yahya mengatakan siap membahas masalah konsesi tambang ini Menurutnya, harus ada pembicaraan bersama terkait pengembalian konsesi tambang ke pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena keputusannya ini juga keputusan bersama maka kalau diubah harus dengan pembicaraan bersama. Soal putusannya kayak apa mari kita bicarakan nanti," tegas Gus Yahya kepada wartawan di gedung PBNU, Kamis (11/12).
Yahya mengakui masalah izin tambang untuk PBNU ini menjadi perhatian masyarakat. Namun, ia menegaskan konflik yang terjadi bukan hanya soal konsesi tambang tersebut.
"Bahwa kemudian ada gambaran terkait dengan tambang, mungkin saya kira ya masyarakat melihat yang paling banyak kerumunan, kepentingannya ada di situ. Tapi kita pasti lihat lah, karena ini kompleks ada masalah macam-macam," ujarnya.
Yahya tak menepis bila ada anggapan konsensi tambang menjadi bara konflik di PBNU saat ini.
"Mungkin, mungkin saja. Tapi bukan Cuma itu. Ada yang lain," katanya.
Sebelumnya, mantan ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengusulkan agar PBNU mengembalikan konsesi tambang kepada pemerintah. Menurutnya hal tersebut memicu konflik di PBNU saat ini.
"Saya sejak awal menghormati inisiatif pemerintah. Itu bentuk penghargaan yang baik," kata Said Aqil dikutip dari situs nu.or.id, Selasa (9/12).
"Tetapi melihat apa yang terjadi belakangan ini, konflik semakin melebar, dan itu membawa mudarat yang lebih besar daripada manfaatnya. Maka jalan terbaik adalah mengembalikannya kepada pemerintah," imbuhnya.
Berbeda dengan Yahya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul sebelumnya justru membantah klaim yang menyebut konsesi tambang yang didapat PBNU menjadi bara pemicu konflik internal saat ini.
"Itulah saya kira yang menurut saya, perlu bukti ya. Perlu bukti. Enggak bisa hanya sekadar membuat statement. Gus Ulil harus membuktikan bahwa benar-benar ada perebutan. Yang berebut siapa? Milik siapa?" Kata Gus Ipul usai pleno di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (9/12) malam.
(fra/fam/fra)

5 hours ago
3
















































