
WAKIL Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menyoroti aksi demonstrasi yang dilakukan pengemudi ojek online (ojol) yang terjadi di sejumlah kota terhadap aplikator Grab.
"Aplikator-aplikator asing ini dengan mengedepankan kesejahteraan para drivernya. Kami akan buat aturan di kemnaker untuk lebih mensejahterakan para driver-driver ojek online," ujar Noel, sapaan Immanuel Ebenezer, melalui keterangannya, Minggu (20/4).
Tak hanya itu, ia menekankan bahwa dengan menggunakan istilah 'mitra', maka kedua belah pihak, baik aplikator maupun pengemudi online, harus sama-sama diuntungkan. Bukan kemudian merugikan satu pihak, yakni pengemudi online yang diposisikan sebagai mitra.
Noel sendiri menyatakan dukungannya secara penuh terhadap aksi demonstrasi yang dilakukan pengemudi ojol di sejumlah kota yang terjadi pada Kamis kemarin. Meski demikian, ia meminta kepada pengemudi online yang melakukan aksi untuk tetap menjaga kondusifitas.
"Sebagai pemerintah, kami akan komunikasikan dengan aplikator. Saya mendukung driver Grab unjuk rasa tetapi harus dengan cara-cara elegan dan tanpa kekerasan," katanya.
Sebelumnya, ratusan mitra pengemudi Grab menggelar demonstrasi di beberapa kota seperti di Cirebon, Semarang, Mataram dan Kupang. Massa aksi menuntut Grab untuk menghapus 'paket hemat' atau layanan 'Grab Hemat' yang sudah mulai diberlakukan sejak 17 Januari 2025.
Keberadaan paket hemat yang menjadi program Grab tersebut disebut merugikan pengemudi online karena pendapatan mereka kian berkurang.
Sementara itu, aksi mitra Grab di Mataram menggeruduk dan menyegel Kantor Grab. Peserta aksi bahkan mendesak agar Grab diusir dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Koordinator aksi, Rudy Santono menjelaskan bahwa aksi yang mereka lakukan dimulai sejak Senin lalu. Saat itu, mereka menyampaikan sejumlah tuntutan kepada manajemen Grab Mataram.
Meski diberi waktu 3x24 jam untuk merespon tuntutan para pendemo, hingga batas akhir waktu yang ditentukan, Kamis (17/4), Manajemen Grab Mataram belum merespons tuntutan para mitra. Lantaran tak ada kepastian jawaban, massa aksi dari pengemudi Grab melakukan penyegelan Kantor Grab di Kota Mataram.
"Kalau tuntutan tidak dipenuhi, jangan ada Grab di Lombok. Gak masalah, kita masih punya aplikasi yang lain. Tidak perlu ada Grab di Lombok kalau dia masih merugikan teman-teman ojol dan driver online," kata Rudy. (H-3)