
DIPERLUKAN usaha keras untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pun bonus demografi yang akan datang juga harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh bangsa ini.
Demikian dikatakan Ketua Umum Generasi Muda Pembaharu (Gempar) Indonesia, Yohanes HD Sirait. "Indonesia Emas hanya akan terwujud jika kita mengerjakannya. Jika kita berjuang untuknya, jika kita mengorbankan kenyamanan hari ini untuk kejayaan esok hari," kata Yohanes, dikutip Sabtu (3/5).
Menurut dia, dibutuhkan pengorbanan agar Indonesia Emas 2045 bisa terwujud. Kondisi geopolitik global dan memanasnya kondisi di Timur Tengah menjadi tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia.
Selain itu, kebijakan tarif Amerika Serikat juga berpotensi mengganggu arus perdagangan internasional dan berdampak negatif pada ekspor Indonesia.
"Dampak lanjutan dapat berupa tekanan pada nilai tukar rupiah, peningkatan biaya produksi bagi industri yang bergantung pada impor, dan pelemahan sektor riil, terutama komoditas ekspor andalan seperti minyak sawit, karet, dan tekstil," kata dia.
Maka dari itu, generasi muda Indonesia harus menyadari bahwa tantangan bangsa ini begitu besar dan butuh upaya semua pihak untuk menghadapi tantangan bangsa. "Karena itu ini challenge untuk Gempar Sulut, kehadiranmu harus mampu merubah sejarah," tukas Yohanes.
Sebelumnya, Gempar Indonesia melantik pengurus baru DPD Gempar Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (30/4). Melalui kepengurusan ini, Gempar mengharapkan para anak muda mampu membawa kemajuan ekonomi, terutama untuk wilayah tersebut.
Sementara itu, Ketua Gempar Indonesia Sulut Offel Mait, mengaku ingin kelompok muda mampu membawa perubahan untuk bangsa. "Gempar Sulawesi Utara harus kuat bersatu, menghadapi dunia yang sedang berubah. Zaman berubah dari serba analog menjadi serba digital. Kita para pemuda lahir tumbuh dan dewasa di era digital di era ekonomi kreatif," ucap Offel.
Ia optimistis pemuda memiliki peran sentral dalam kemajuan bangsa. Anak-anak masa depan bangsa harus mampu melahirkan inovasi dan cara berfikir baru dalam menghadapi tantangan global.
"Inilah waktunya kaum muda menjadi pemimpin untuk memenangkan kompetisi, pemimpin yang menguasai teknologi bukan dikuasai teknologi, pemimpin yang berani mengambil inisiatif tetapi tetap harus humanis. dan terlebih penting pemimpin yang berkotribusi untuk kemajuan Indonesia," pungkasnya. (Faj/P-2)