Gelar Juara Charleston Terbuka, Modal Jessica Pegula Tatap Musim Tanah Liat

1 day ago 7
Gelar Juara Charleston Terbuka, Modal Jessica Pegula Tatap Musim Tanah Liat Petenis AS Jessica Pegula(AFP/Rich Storry / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)

PETENIS peringkat tiga dunia Jessica Pegula memasuki musim tanah liat dengan penuh percaya diri setelah meraih gelar pertama dalam kariernya di lapangan tersebut di Charleston Terbuka, pekan lalu.

Cedera tulang rusuk membuatnya tidak dapat mengikuti awal musim lapangan tanah liat tahun lalu, tetapi ia meraih beberapa keberhasilan, khususnya di Madrid. Pegula menjadi finalis di sana pada 2022 dan melaju ke perempat final pada 2023.

"Tahun lalu, pada saat yang sama, saya kehilangan kesempatan ini saat memasuki tanah liat merah. Tahun ini saya merasa jauh lebih segar, saya merasa jauh lebih siap untuk bermain dan bepergian dan hal-hal seperti itu," kata Pegula dalam konferensi pers jelang Stuttgart Tebruka, dikutip dari WTA, Selasa (15/4).

"Saya seperti, 'Oh, saya merasa baik, saya merasa siap untuk maju,' jadi saya sebaiknya memanfaatkannya. Untungnya, hal itu membuahkan hasil dengan banyak pertandingan."

"Saya pikir itulah yang terjadi ketika Anda bermain dengan baik, Anda bermain lebih banyak. Itu selalu menjadi masalah yang bagus," ujar petenis AS itu.

Menurut statistik WTA, Pegula, sejauh ini, memimpin jumlah kemenangan dalam pertandingan WTA tahun ini dengan 25 kemenangan termasuk dua gelar, yakni di Austin dan Charleston. Ia unggul dua kemenangan atas Aryna Sabalenka, yang berada di posisi kedua dengan 23 kemenangan.

Petenis No.1 dunia Sabalenka mencapai final tahun lalu di Madrid dan Roma, kalah dari Iga Swiatek di kedua kesempatan tersebut.

Sabalenka mencatatkan 15-4 dalam pertandingan lapangan tanah liat tahun lalu. Ia berhasil mencapai tiga final berturut-turut di Stuttgart antara 2021 dan 2023, tetapi ia masih mengincar gelar Porsche Tennis Grand Prix pertamanya.

Sementara itu, bagi petenis No.4 dunia Coco Gauff keterampilan bertahannya memberinya peluang dalam setiap pertandingan yang ia mainkan di lapangan tanah liat. Seperti Sabalenka, ia kalah dari Swiatek dalam dua pertandingan tahun lalu, semifinal di Roma dan Paris.

Menurut statistik WTA, Gauff mencatatkan 12-4 di lapangan tanah liat musim lalu. Kemenangan terbanyaknya di lapangan tanah liat dalam satu musim terjadi pada 2021, saat ia mencatatkan 16-4 di lapangan tersebut. Itu adalah tahun ketika ia mencapai perempat final Grand Slam pertamanya di Roland Garros. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |