
KETUA UMKM DPP Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Faizal Hermiansyah mengungkapkan pihaknya mendorong anggota dewan guna menyusun draft undang-undang untuk diplomasi ekonomi kreatif. Tujuannya, agar budaya Indonesia dapat mendunia.
Menurutya, saat ini banyak terjadi ranah diplomasi, jika di rata-rata baru hanya di tingkatan flora dan fauna. Oleh sebab itu, diplomasi sektor ekonomi kreatif menjadi sangat penting, sebagai bagian dari strategi kebudayaan Indonesia di kancah global.
"Ada ikan koi, bunga anggrek dari Singapura dan sebagainya. Padahal ada ekonomi kreatif yang harus kita gerakkan. Seperti, bisa dengan melalui pertukaran wayang hingga lagu,” ungkap Faizal dalam keterangan yang diterima (24/6).
Ia menambahkan, Indonesia telah punya aset kreatif. Salah satunya musik yang kerap di campagne di seluruh negeri, seperti lagu nasional Indonesia Raya. Tak hanya itu. Dari sektor pariwisata, Bali juga banyak dikenal wisatawan mancanegara. Kemudian, ada industri kreatif lainnya seperti Jember Fashion Week dan Reog Ponorogo yang lama menjadi daya tarik wisatawan singgah ke Indonesia.
Untuk itu, Faizal mendorong pemerintah harus fokus pada potensi industri kreatif. Sebab, dapat menyumbang pendapatan negara hingga 7 persen. Serta memilih tren dunia seperti yang digabungkan dengan kebudayaan Indonesia.
"Dipecahnya Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pariwisata dapat menjadi jalan bagi industri kreatif lebih maju karena keputusannya dapat langsung disampaikan ke Presiden Prabowo Subianto," jelas Tenaga Ahli DPR RI itu.
Ia juga menyebut, kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) jangan dijadikan tantangan yang menghambat diplomasi ekonomi kreatif dari para kreator atau seniman. Terutama industri film.
“Padahal, para seniman atau animator-animator merasa terkunci, ya. Justru dengan adanya teknologi AI, akan menjadikan para pelaku seniman dan pelaku ekonomi kreatif ini jadi lebih mudah menemukan ide untuk menemukan daya kreatif mereka yang didasarkan dari teknologi itu,” paparnya.
Faizal juga berharap Indonesia tak hanya menjadikan pasar di industri kreatif. Tapi, negara yang memproduksi talenta kreatif sebagai alat diplomasi budaya.
Reknas Gekrafs
Seiring hal itu, Gekrafs segera menggelar Rembuk Kreatif Nasional (Reknas) pada 18-20 Juli 2025 di GBK Baseball Field, Senayan, Jakarta. Reknas merupakan forum nasional pelaku kreatif untuk merumuskan arah bersama.
Reknas memiliki dua agenda besar. Di antaranya, Kongres 1 Gekrafs dan Svarafest, sebuah festival musik, bazaar UMKM, aktivasi komunitas yang terbuka untuk umum. Ini merupakan kali pertama Kongres 1 Gekrafs di Jakarta. Dengan agenda terdiri dari Stadium General, persidangan pemilihan ketua umum periode yang baru, penyusunan AD/ART, dan sebagainya.
Harapannya, kongres itu sebagai batu loncatan menggerakkan industri kreatif dari sisi diplomasi budaya.
“Insyaallah, ke depannya, Kongres pertama Gekrafs itu, akan menjadi batu loncatan selanjutnya untuk terus menggerakkan ekonomi kreatif. Terutama dalam segi diplomasi budaya” tambahnya. (M-3)