Gabungan Kelompok Tani Didorong Bertransformasi Jadi Koperasi Desa

2 days ago 11
Gabungan Kelompok Tani Didorong Bertransformasi Jadi Koperasi Desa Ilustrasi(Antara)

Institut Pertanian Bogor (IPB) University mendorong Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bertransformasi menjadi koperasi desa (kopdes). Itu perlu dilakukan untuk mendapat legalitas sebagai penyalur pupuk bersubsidi. Tidak hanya itu, dengan pembenahan tata kelola organisasi dan SDM serta pendampingan intensif dari dinas koperasi desa (kopdes), badan usaha itu akan menjadi ekosistem bisnis penyedia pangan berkelanjutan.

Ketua Program Studi Magister MPD Sekolah Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Faroby Falatehan melihat itu sebagai hal yang sangat mungkin terjadi. Ia mencontohkan, salah satu koperasi Sido Mulyo di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang semula merupakan Gapoktan penghasil beras kini telah berubah menjadi koperasi dan memiliki catatan kinerja yang baik. Model seperti itu dapat direplikasi dengan pendekatan yang tepat.

"Masyarakat kita ketika merasa ada kepastian usaha dan mendapat bantuan, biasanya antusias. Maka sangat mungkin banyak Gapokan akan bertransformasi menjadi koperasi," ujar Faroby.

Menurut Faroby, di wilayah Kabupaten Bogor sendiri, Wakil Menteri Koperasi dan UKM Ferry Irawan telah meminta IPB untuk mendampingi pendirian lima Kopdas Merah Putih. Proses iyu tengah dalam tahap identifikasi, Gapokan mana saja yang layak naik kelas menjadi koperasi.

"Kami diminta untuk merekomendasikan Gapokan yang siap dilegalkan menjadi koperasi. Nah di sinilah kita melihat kesiapan dari sisi usaha, sumber daya manusia, dan legalitasnya," paparnya.

Meski begitu, Faroby mengingatkan  perubahan status kelembagaan ini tidak boleh dilakukan secara serampangan. Gapokan harus terlebih dahulu memiliki fondasi organisasi dan tata kelola SDM yang kuat dan akuntabel mengelola keuangan sehingga bukan hanya menjadi koperasi di atas kertas.

Dalam survevi di tiga provinsi yakni Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, hanya 20% Gapoktan yang siap menjadi koperasi. "Kalau dipaksakan, bisa-bisa koperasinya jalan di awal tapi macet di tengah. Karena dananya ada, tapi SDM-nya nggak siap. Nah, itu bahaya," tegasnya.

Faroby juga mengusulkan pembentukan koperasi sekunder sebagai strategi memperkuat jaringan Kopdes Merah Putih. Menurutnya, koperasi sekunder dapat menjembatani sinergi antar koperasi primer dan memperluas cakupan program ekonomi rakyat. "Koperasi sekunder ini nanti yang bisa memperkuat kegiatan-kegiatan koperasi primer. Jadi jaringannya saling menopang," tandasnya. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |