
DALAM film Superman yang telah tayang di Indonesia, diceritakan terjadi perang dua negara fiktif yaitu Boravia yang didukung pemerintah Amerika Serikat melawan Jarhanpur. Tampak tentara Boravia bersenjata canggih seperti tank dan rakyat Jarhanpur hanya bersenjata ala kadarnya. Pengamat film menyatakan itu terkait dengan perang brutal Israel di Palestina.
Siddhant Adlakha dari Mashable mengatakan negara fiktif Boravia yang dimiliterisasi, dengan dukungan AS, telah berencana menginvasi negara Jarhanpur yang miskin dan minim persenjataan. "Disengaja atau tidak, premis ini memiliki kemiripan yang tak terelakkan dengan konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung," katanya, kemarin.
Peran Superman dalam kehebohan ini dengan secara langsung mengancam presiden Boravia yang bersekutu dengan AS memicu kemarahan Lex Luthor. Maklum, Luthor menjual senjata ke Boravia untuk melakukan agresi ke Jahanpur.
Setali tiga uang, William Bibbiani dari The Wrap mendukung pendapat itu. James Gunn memikirkan sesuatu yang akan diperjuangkan dan dilawan Superman pada 2025. "Negara-negara tersebut mungkin fiktif, tetapi kita tahu dia sedang membicarakan Israel dan Palestina," paparnya.
Tidak hanya itu. Menurutnya, karakter Lex Luthor sebagian didasarkan pada Donald Trump dan kini menjadi Elon Musk. Antek-anteknya menjadi versi terselubung dari DOGE dan ICE.
Siddhant menambahkan bahwa Superman tergolong film musim panas yang sarat muatan politik. Lois Lane, yang bersikap acuh tak acuh terhadap Clark di tempat kerja tetapi berkencan dengannya secara pribadi dan mengetahui identitas rahasianya, menantang sang Manusia Baja atas taktiknya.
Hal itu membentuk sosok Superman yang, di satu sisi, tidak paham politik, tetapi di sisi lain, begitu bersedia melakukan hal yang benar sehingga nuansa geopolitik tidak penting baginya selama hal itu orang-orang tidak bersalah menjadi korban. Karena itu, Superman membela rakyat Jarhanpur yang mewakili Palestina dan menghancurkan tank-tank Boravia yang merujuk kepada Israel.
Alur cerita Luthor jauh lebih rumit dan lebih menegangkan, dari sudut pandang dunia nyata daripada invasi darat Boravia atas Jarhanpur. Dengan izin dari pemerintah AS, ilmuwan miliarder yang berapi-api ini menciptakan dimensi saku.
Dalam dimensi saku itu, Luthor berusaha memenjarakan lawan politiknya, termasuk Superman. Alasannya, pahlawan alien itu tidak pantas mendapatkan proses hukum yang semestinya. (I-2)