Film Keluarga Super Irit Dekat dengan Fenomena Frugal Living

13 hours ago 4
Film Keluarga Super Irit Dekat dengan Fenomena Frugal Living Keluarga Super Irit(MI/Fathurrozak)

FILM Keluarga Super Irit akan tayang di bioskop mulai 12 Juni. Film ini dibintangi oleh seluruh anggota keluarga pasangan Dwi Sasono dan Widi Mulia, beserta ketiga anak mereka, Dru Prawiro Sasono, Widuri Putri Sasono, dan Den Bagus Sasono. Selain mereka film ini juga akan dimeriahkan oleh Indro Warkop, Onadio Leonardo, Coki Pardede, Dayu Wijanto, dan Mandra.

Dalam trailer yang dirilis pada Sabtu, (3/5), memperlihatkan keluarga Sukaharta yang hidup dalam mode super irit. Mulai dari pembatasan penggunaan air untuk buang air besar yang masing-masing maksimal cukup 1 liter per hari, hingga urusan tawar menawar di pasar, dan sang suami yang diminta untuk berangkat kerja dengan sepeda.

Disutradarai oleh Danial Rifki, film ini diadaptasi dari komik mega best seller BIP Gramedia. Setidaknya, ada 350 ribu kopi komik yang terjual.

“Banyak tips dan trik bagaimana untuk berhemat, karena keterbatasan finansial. Yang di komik tetap dipertahankan tapi untuk filmnya juga harus mencari akar Indonesianya. Isu sosial yang dekat dengan hari ini, itu yang direpresentasikan di sini. Termasuk dengan kondisi ekonomi saat ini,” kata sutradara film Keluarga Super Irit saat konferensi pers perilisan trailer dan poster di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, (3/5).

Produser Keluarga Super Irit Frederica menambahkan, pemilihan keluarga Dwi Sasono dan Widi Mulia untuk memerankan karakter keluarga di film ini menurutnya karena secara keseharian memiliki kedekatan dengan penonton Indonesia. Ini juga menjadi pertama kalinya bagi keluarga tersebut bermain dalam satu judul film, dan bahkan belum pernah ada film Indonesia yang melakukannya.

“Di sini cara-cara irit yang mereka lakukan sangat absurd tapi terkadang terlihat kreatif. Jadi bikin tertawa tapi sekaligus merenung,” kata Frederica.

Widi Mulia mengatakan metode irit yang ada di cerita film Keluarga Super Irit sebenarnya tak jauh berbeda dengan yang ia terapkan di keluarga. Misalnya, Widi menggunakan teh celup untuk porsi dua gelas. Dwi Sasono, merasa terharu karena di proses produksi film ini ia bisa bersama-sama dengan seluruh anggota keluarganya. Biasanya, ia akan melakukan panggilan telepon video dengan anak-anaknya tapi hal ini tak perlu dilakukan saat proses film ini. Bagi Dwi, cerita di film ini juga sangat dekat dengan situasi sosial saat ini.

“Ini adalah cerita yang sangat realistis dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya ingin sukses, tetapi selalu ada masalah. Sukses itu adalah bagaimana saat sulit bisa bertahan dan bisa bangkit saat jatuh,” tutup Dwi Sasono. (M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |