Fakta Kematian Juliana Marins: Sudah Ada Larva di Kulit Kepala

4 hours ago 3
 Sudah Ada Larva di Kulit Kepala Ilustrasi(Antara)

Hasil pemeriksaan forensik ulang oleh otoritas Brasil terhadap jenazah Juliana Marins mengungkap sejumlah fakta-fakta. Temuan itu disampaikan dalam konferensi pers yang digelar Jumat (11/7) di Kantor Pembela Umum Federal, yang mendampingi proses hukum atas permintaan keluarga korban.

Dokter forensik Reginaldo Franklin dari Kepolisian Sipil Rio mengungkapkan ada larva ditemukan pada kulit kepada dan dada Juliana.

“Larva ditemukan di kulit kepala dan dada Juliana. Kami berkonsultasi dengan ahli forensik acuan, dan berdasarkan perkembangan biologis serangga tersebut. Kami memperkirakan waktu kematian secara retroaktif,” kata Franklin seperti dikutip media Brasil O Globo, Sabtu (12/7)

Otopsi ulang dilakukan di Institut Medis Forensik Afranio Peixoto, Rio de Janeiro. Meskipun kondisi jenazah yang telah dibalsem membuat penentuan waktu kematian secara tepat menjadi sulit, para ahli tetap dapat memastikan penyebab kematian, yakni perdarahan internal akibat cedera multipel pada organ tubuh, sesuai dengan pola trauma seperti jatuh dari ketinggian.

Hasil rontgen mengungkapkan adanya patah pada tulang rusuk, tulang paha, dan panggul, yang menyebabkan pendarahan hebat. Selain itu, tulang rusuk yang patah juga dilaporkan menusuk paru-paru, sementara ginjal memar dan hati mengalami robekan. Pendarahan juga terdeteksi di dasar tengkorak.

Dokumen resmi forensik Brasil menegaskan bahwa tidak ada indikasi korban dapat bertahan hidup lebih lama pasca benturan.

“Juliana diperkirakan bertahan hidup tidak lebih dari 15 menit setelah jatuh terakhir,” tegas laporan itu.

Laporan otopsi awal dari pihak Indonesia sebelumnya memperkirakan kematian terjadi antara pukul 01.15 tanggal 23 Juni dan 01.15 tanggal 24 Juni. Jenazah ditemukan oleh relawan yang membantu Basarnas pada malam 24 Juni, sekitar 600 meter di bawah jalur pendakian utama.

Berikut rangkaian peristiwa kecelakaan:

  • 20 Juni – Juliana pertama kali jatuh sekitar pukul 06.00 waktu Indonesia. Ia terlihat 220 meter di bawah jalur pendakian. Drone merekam bahwa ia masih hidup.
  • 21 Juni – Pukul 10.40 Basarnas menerima laporan kecelakaan. Namun upaya penyelamatan terkendala cuaca. Informasi tentang bantuan makanan dan air diperdebatkan.
  • 23 Juni – Tim penyelamat menggunakan drone termal dan menemukan Juliana tidak bergerak.
  • 24 Juni – Jenazah ditemukan sekitar 650 meter dari lokasi awal. Akses pendakian ditutup untuk fokus pencarian.
  • 25–26 Juni – Jenazah diangkat dan dibawa ke RS Bali Mandara untuk otopsi pertama.

Keluarga berharap kasus ini menjadi pelajaran agar keselamatan wisatawan asing di Indonesia lebih diperhatikan dan prosedur penyelamatan darurat ditingkatkan. (Fer)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |