Fabio Fognini Pensiun: Wimbledon adalah Tempat Terindah untuk Mengucapkan Selamat Tinggal

14 hours ago 5
 Wimbledon adalah Tempat Terindah untuk Mengucapkan Selamat Tinggal Petenis Italia Fabio Fognini mengumumkan pensiun dari duna tenis profesonal.(Media Sosial X)

PETENIS Italia Fabio Fognini resmi mengumumkan pensiun dari dunia tenis profesional di usia 38 tahun. Ia sengaja memilih Wimbledon—turnamen tenis paling ikonik di dunia—sebagai panggung perpisahannya.

Keputusan tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Media Theatre, All England Club, hanya beberapa hari setelah ia tampil heroik dalam laga lima set melawan juara bertahan Carlos Alcaraz di babak pertama. Meski kalah, Fognini tampil penuh semangat dan menunjukkan kelasnya hingga akhir.

“Inilah cara terbaik untuk mengucapkan selamat tinggal,” ujar Fognini dengan mantap. “Setelah pertandingan itu, saya merasa tidak ingin bermain lagi. Rasanya sudah cukup.”

Karier Panjang Penuh Warna

Lahir tahun 1987, Fognini menjalani karier profesional selama dua dekade yang diwarnai dengan sembilan gelar ATP, termasuk kemenangan paling bergengsi di Monte-Carlo Masters 1000 tahun 2019. Kariernya kerap mencuri perhatian berkat gaya bermain flamboyan dan kepribadian yang kuat di lapangan.

“Saya telah menjalani ini selama 20 tahun. Rasanya tidak mudah, karena saya tidak tahu melakukan hal lain,” akunya. “Tapi saya merasa ini adalah cara keluar yang tepat. Saya mengalami banyak cedera, dan akhir-akhir ini performa saya juga menurun. Butuh keberanian untuk berkata ‘cukup’.”

Fognini juga menyebut pertandingan melawan Alcaraz sebagai momen yang sangat emosional. “Itu kekalahan yang terasa seperti kemenangan. Pertandingan paling intens yang pernah saya alami,” kenangnya.

Perpisahan yang Penuh Rasa Syukur

Meski awalnya bercita-cita pensiun di Monte Carlo—tempat di mana ia menorehkan gelar terbesarnya—Fognini menerima kenyataan bahwa tak semua rencana berjalan sesuai harapan.

“Saya tidak akan mengikuti turnamen lagi. Saya berhenti hari ini. Keputusan ini sepenuhnya milik saya, dan saya bertanggung jawab atasnya,” tegasnya.

Fognini juga mengenang hubungannya dengan media, yang menurutnya tak selalu berjalan mulus. “Saya akui, saya sering membangun tembok pertahanan, yang mungkin menimbulkan kesalahpahaman. Saya akan ubah itu jika bisa mengulang kembali.”

Momen Haru Bersama Keluarga

Usai kekalahan melawan Alcaraz, Fognini tak kuasa menahan air mata. “Saya menangis bersama keluarga di akhir pertandingan. Saya senang anak saya, Federico, bisa melihat ayahnya bermain melawan salah satu idolanya. Ia bahkan mendapatkan kaus dari Carlitos (Alcaraz) sebagai kenang-kenangan.” (FlashScore/Z-2)

Pada saat itu, Fognini sempat mengatakan bahwa keputusannya belum final. Namun dari nada suaranya, sudah tampak jelas bahwa hatinya telah menetapkan pilihan.

“Saya tidak menyangka masih bisa bermain seperti itu. Rasanya terlalu indah. Saya bersyukur bisa mengakhiri semuanya seperti ini.”

Akhir dari Era
Fabio Fognini meninggalkan dunia tenis sebagai salah satu petenis paling berwarna dalam sejarah Italia—bermain di era yang sama dengan legenda-legenda seperti Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.

“Saya beruntung bisa menjalani karier di era para pemain terbaik. Tenis telah menjadi bagian besar dalam hidup saya dan akan terus begitu. Saya menyimpan begitu banyak kenangan indah,” pungkasnya.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |