
DALAM rangka memperingati Hari Ginjal Sedunia, Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) menegaskan komitmen dalam mendukung inovasi pengobatan penyakit ginjal di Indonesia. Sebagai perusahaan bioteknologi, Etana berperan aktif dalam menyediakan obat-obatan yang berkualitas dan terjangkau untuk pasien-pasien, terutama pasien ginjal di Indonesia.
Business Development Therapeutic Director Etana Randy Stevian menjelaskan salah satu fokus utama perusahaan adalah meningkatkan akses obat-obatan berkualitas yang salah satunya banyak digunakan untuk pasien cuci darah yaitu Erythropoietin Alfa.
"Saat ini Etana telah memproduksi lokal Erythropoietin Alfa yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Ke depan, kami akan menghadirkan lebih banyak produk yang berkaitan dengan kesehatan ginjal, yang diproduksi secara lokal,” ujar Randy melalui keterangan tertulis, Jumat (14/3).
Lebih lanjut, Etana juga tengah mengembangkan obat generasi terbaru, yaitu long-acting Erythropoietin, yang hanya perlu disuntikkan sekali dalam satu atau dua minggu, sehingga lebih nyaman bagi pasien.
Untuk meningkatkan akses pengobatan bagi pasien ginjal, lanjut Randy, Etana bekerja sama dengan pemerintah menyediakan obat-obatan dalam e-katalog, sehingga dapat diakses oleh pasien BPJS melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Etana juga menjalin kemitraan dengan organisasi kesehatan dan komunitas pasien seperti Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) untuk mengedukasi dan mendukung pasien dalam mendapatkan akses pengobatan yang lebih baik.
"Etana bersama KPCDI rutin bekerja sama mengedukasi pasien ginjal. Jadi harapannya itu jadi strategi kita memperkuat portofolio obat-obat yang diperlukan pasien ginjal," jelas Randy.
Ketua KPCDI Tony Samosir mengungkapkan, tantangan terbesar pasien gagal ginjal di Indonesia bukan hanya dalam hal pengobatan, tetapi juga akses terhadap obat-obatan esensial.
Menurutnya, masih banyak pasien yang kesulitan mendapatkan obat seperti Erythropoietin dan suplemen kalsium fosfat yang sangat penting untuk menjaga kualitas hidup mereka.
"Karena itu kolaborasi dengan industri seperti Etana sangat penting untuk meningkatkan ketersediaan obat-obatan ini. Bersama Etana, KPCDI juga sering mengadakan kegiatan dalam bentuk edukasi kesehatan, bagaimana promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif juga kami bahas di sana," ujar Tony.
Tony berharap pemerintah lebih serius dalam meningkatkan aksesibilitas obat dan pelayanan kesehatan bagi pasien gagal ginjal.
“Harapannya pemerintah harus membuat kebijakan yang memang berpihak kepada pasien demi kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang lebih baik,” tutup Tony.
Etana berencana memperluas portofolio pengobatan untuk mendukung pasien ginjal sekaligus memperkuat edukasi kesehatan kepada masyarakat luas. Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, Etana berkomitmen untuk terus mendukung inovasi pengobatan penyakit ginjal di Indonesia. (Z-1)