Ekonom UGM: Penurunan Daya Beli Terjadi pada Lebaran Kali Ini

1 month ago 19

TREN belanja dan konsumsi masyarakat menjelang Lebaran tahun ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan perputaran uang selama Idul Fitri 2025 diprediksi turun. Hal ini merujuk pada jumlah pemudik yang mengalami penurunan.

Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah pemudik diperkirakan hanya 146,48 juta orang, itu turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Di sisi lain, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) juga berasumsi, perputaran uang pada libur Lebaran tahun ini diprediksi mencapai Rp137.975 triliun, turun sekitar Rp157,3 triliun dibanding 2024. Atas dasar tersebut, ekonom dari Sekolah Vokasi UGM, Yudistira Hendra Permana, mengungkapkan tren konsumsi Lebaran yang menurun disebabkan penurunan kemampuan daya beli masyarakat. Menurutnya, penurunan daya beli ini tercermin dari data tren deflasi yang terjadi.

Bahkan, Yudistira menyoroti beberapa indikator ekonomi lain yang mengkhawatirkan.

"Perbedaan tren konsumsi ini berkaitan dengan tren deflasi yang berlangsung hingga sekarang, melemahnya nilai tukar, kenaikan harga emas yang tinggi, penurunan IHSG, itu adalah hal-hal yang mengindikasikan kita tidak baik-baik saja,” terang dia dalam siaran pers, Kamis (27/3).

Permasalahan ekonomi yang kompleks ini, menurut Yudistira, disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, seperti banyaknya permasalahan sosial, politik, dan ekonomi yang tidak kunjung selesai dengan baik.

Selain itu, perekonomian Indonesia juga terdampak tekanan ekonomi global. Efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pun masih sulit dipahami masyarakat arahnya.

“Kegagalan dalam mengoordinasi hal-hal tersebut menjadi akumulatif dan menyebabkan apa yang kita alami di hari ini,” nilai dia.

Yudistira menekankan, permasalahan ekonomi ini dapat menimbulkan efek simultan yang merugikan. Sektor yang berpotensi mengalami dampak adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“UMKM jumlahnya banyak, kuantitas orang bekerja di sektor tersebut juga besar sehingga ketika satu pukulan ekonomi terjadi pada sektor perdagangan kecil,” jelasnya.

Akibatnya, orang-orang yang terdampak juga akan banyak sekali apabila perekonomian tidak baik. Menghadapi situasi ekonomi yang menantang ini, Yudistira memberikan himbauan kepada masyarakat untuk berhemat.

"Yang harus dilakukan masyarakat itu satu, kencangkan sabuk, siap-siap jika terjadi hantaman. Kalau bisa berhemat, ya juga ikut berhemat,” terang dia.

Namun, ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu ketat dalam berhemat. Tindakan berhemat ini di satu sisi akan menyebabkan perdagangan dan sektor-sektor aktivitas ekonomi berisiko sepi.

“Ya, pelan-pelanlah. Kencangkan sabuk, tapi jangan terlalu kencang, nanti malah sakit sendiri. Jadi, berhemat dan konsumsi yang diperlukan saja,” tambahnya.

Yudistira juga mengingatkan masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi kebutuhan lain di masa mendatang.

“Selain Lebaran besok, masih ada tahun ajaran baru dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bertahanlah dengan pekerjaan dan bisnis yang ada dulu sekarang,” tutup dia. (AT/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |