
SEJAK Januari-Mei 2025, Kementerian Kesehatan mendeteksi 72 kasus positif covid-19 di Indonesia. Kasus tersebut terdeteksi dari hasil pemeriksaan terhadap 2.160 spesimen. Pada minggu keempat Mei lalu, jumlah kasus covid-19 tercatat ada 7 kasus.
Epidemolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman beranggapan sedikitnya kasus yang terdeteksi kemungkinan besar karena surveilans yang rendah. Selain itu, mayoritas pasien tidak bergejala sehingga tidak memeriksakan diri.
"Kalaupun ada, gejalanya ringan sehingga gak diperiksa karena tidak ada keluhan apa-apa yang memberatkan. Ditambah perilaku masyarakat Indonesia kan kalau sakit apalagi ringan, dia di rumah saja," kata Dicky kepada Media Indonesia, Jumat (6/6).
Menurutnya, surveilan, testing, dan tracing covid-19 saat ini tidak semasif saat pandemi.
"Jauh sekali dibandingkan di masa pandemi. Di masa pandemi saja tidak semasif dengan proporsi penduduk kita yang besar, apalagi sekarang. Artinya kasus-kasus yang ada itu jelas cerminan dari fenomena gunung es," ujarnya.
Dicky menyebut bahwa melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
"Karena kalau bicara virusnya ya sudah masuk (ke Indonesia), bukan hanya JN-1 yang terbaru, BN-181 misalnya, atau bahkan kalaupun misalnya nanti ada lagi subvarian-nya,itu sudah tidak bisa dicegah dengan pergerakan mobilitas manusia yang begitu tinggi saat ini," ungkapnya.
Namun Dicky juga menyebut situasi lonjakan covid-19 di beberapa negara bukan menjadi pertanda akan terjadi lagi pandemi covid-19. Menurutnya, varian maupun subvarian virus-virus itu tidak lagi mematikan karena sebagian masyarakat sudah divaksinasi.
Yang perlu dilakukan, katanya, adalah perilaku hidup bersih sehat di segala aspek, termasuk menganjurkan penggunaan masker. "Pemerintah juga tentu harus meningkatkan lagi radarnya dengan cara surveilansnya dan testing-nya ditingkatkan, terutama di kantong-kantong yang rawan, misalnya yang banyak lansia, dan lain sebagainya," pungkasnya. (H-2)