
Sejak tahun 2021, Endang Setiawati telah menjadi bagian dari Rumah Anak SIGAP di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rumah Anak SIGAP merupakan bagian dari program SIGAP (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) yang didirikan oleh Tanoto Foundation.
Program ini menargetkan keluarga dengan anak di bawah usia tiga tahun, mengingat masa usia 0-3 tahun adalah periode penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Awalnya, Endang tidak begitu mengenal konsep Rumah Anak SIGAP. Namun, kesempatan untuk menjadi fasilitator menarik perhatiannya. Ia yang juga merupakan kader posyandu di Posyandu Flamboyan, salah satu lokasi Rumah Anak SIGAP di RAS Desa Loa Pari memutuskan untuk mengikuti wawancara dan akhirnya terpilih.
“Kami mendapatkan pelatihan langsung dari Tim Tanoto Foundation, yang tidak hanya memberikan pengetahuan baru tetapi juga keterampilan dalam memfasilitasi orang tua dan batita, contohnya memberikan stimulasi cukup bagi anak usia 0 hingga 3 tahun” ujarnya.
Sebagai fasilitator, tantangan terbesar yang dihadapinya adalah menyadarkan para orang tua tentang pentingnya pola asuh yang tepat. Banyak dari mereka yang awalnya kurang memahami dampak pola asuh terhadap perkembangan anak.
“Saya tidak bisa memaksa mereka, karena semakin dipaksa, mereka akan semakin menolak. Sebaliknya, saya mencoba melakukan pendekatan secara perlahan, mendatangi rumah mereka, dan mengajak mereka berbincang di posyandu,” ujarnya.
Ia juga melibatkan orang tua yang sudah memahami manfaat program ini untuk membantu menyebarkan informasi kepada orang tua lainnya.
Ada banyak momen berkesan yang dialaminya selama menjadi fasilitator. Salah satunya adalah ketika ia melihat perubahan positif pada anak-anak yang awalnya pemalu dan sulit bersosialisasi.
“Anak-anak yang dulu enggan bermain bersama kini lebih akrab dan semangat datang ke Rumah Anak SIGAP. Ini membuktikan bahwa ilmu yang saya bagikan kepada para orang tua membuahkan hasil,” katanya dengan bangga.
Seiring waktu, Endang merasa dirinya semakin berkembang. Ia yang dulu tidak terlalu memahami konsep pola asuh dan tumbuh kembang anak, kini lebih menguasai ilmu tersebut dan terus ingin belajar lebih banyak.
Dalam mendampingi anak-anak, terutama anak perempuan, ia berusaha membangun hubungan yang hangat dan mendukung secara emosional.
“Saya mendekati mereka secara perlahan, mengajak mereka bermain sambil belajar, serta membangun kepercayaan diri mereka,” jelasnya.
Bagi Endang, tujuan utamanya sebagai fasilitator adalah membagikan ilmu yang diperolehnya kepada para orang tua, sehingga mereka dapat menerapkan pola asuh yang lebih baik di rumah. Hal ini tidak hanya berdampak pada anak-anak tetapi juga membentuk komunitas yang lebih peduli terhadap tumbuh kembang mereka. Meski menghadapi berbagai tantangan, ia tetap semangat menjalani pekerjaannya.
“Setiap kali melihat anak-anak yang pintar dan ceria, serta orang tua yang bersemangat untuk belajar, saya merasa termotivasi,” tuturnya. Baginya, bekerja di Rumah Anak SIGAP bukan hanya pekerjaan, tetapi juga kesempatan untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi masa depan anak-anak.
Endang memiliki pesan bagi para pengasuh, ibu, dan anak-anak: “Jadilah perempuan yang kuat, hebat, dan bermanfaat untuk masa depan anak-anak. Bantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak dan berbudi pekerti.”
Dedikasi dan semangat Endang adalah inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa dengan ketekunan dan kepedulian, perubahan positif dapat diwujudkan, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi generasi penerus bangsa. (RO/Z-2)