
EKONOM dari Bank Permata Josua Pardede menilai posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia masih cukup tinggi meski mengalami penurunan di Februari 2025. Nilai cadangan devisa yang tercatat US$154,5 miliar di bulan kedua tahun ini dinilainya masih cukup baik.
"Kalau kita lihat secara umum, posisi cadev kita masih relatif tinggi, sehingga sampai dengan akhir tahun ini, kami melihatnya tetap akan berada dalam level yang comfortable, masih aman," kata dia kepada pewarta di Jakarta, Jumat (7/3).
Dia mengatakan penurunan nilai cadangan devisa itu sejalan dengan arus modal keluar dari pasar saham Indonesia yang mencapai US$1,1 miliar dan pelemahan nilai tukar rupiah yang menurutnya relatif cukup dalam di beberapa waktu terakhir.
Karenanya, upaya-upaya stabilisasi dari Bank Indonesia perlu terus dilakukan untuk menjaga tingkat cadangan devisa.
Josua juga berharap ke depan akan ada arus modal asing yang masuk ke Indonesia, baik itu melalui pasar saham maupun di pasar obligasi.
"Ini kita belum tahu. Kalau kita lihat perkembangannya, kemarin ECB (European Central Bank) baru saja pangkas suku bunganya. Lalu kemarin kita lihat juga sebenarnya The Fed (bank sentral AS) masih memiliki ruang penurunan 50 basis poin tahun ini," kata dia.
"Sehingga kalau sekiranya itu bisa memberi dampak positif, sentimen positif pada emerging country, mestinya foreign flows di tahun ini masih tetap terjaga. Harapannya, itu akan bisa mempertahankan level cadangan devisa," pungkas Josua. (Mir/E-1)