
MENGHADAPI situasi dunia yang semakin tidak menentu, di tengah eskalasi konflik global dan peperangan yang terus bergejolak, serta untuk mengantisipasi turbulensi ekonomi terus terjadi, dan untuk melakukan mitigasi terhadap ancaman bencana ekologis yang terus melanda dimana-mana, serta untuk memperkuat relasi Islam, Indonesia dan Tiongkok secara emosional, spiritual dan kultural, LPOI Bersama Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia menyelenggaarakan Tadarus Futuristik, Buka Bersama dan Berbagi, di Hotel Royal Kuningan Jakarta, Jumat (14/3).
Dalam keterangan resminya. Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj Ketua Umum LPOI menyampaikan ”Strategisitas keberadaan Indonesia sebagai negara demokrasi yang berpenduduk muslim terbesar di dunia dan strategis keberadaan Tiongkok sebagai negara modern yang maju dan Kuat dengan penduduk terbesar di dunia, bila diorkestrasi dengan baik, akan mampu menjadi kekuatan peradaban dunia, yang dapat mengharmonisasi kehidupan manusia se jagat raya”.
"IndonesiaTiongkok adalah dua bangsa besar, yang memiliki Ikatan strategis, baik di masa lalu, saat ini, dan dimasa yang akan datang.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberadaan sejarah hubungan Nusantara dengan Tiongkok yang telah berlangsung lebih dari 2000 tahun," papar Kyai Said Aqil Siradj.
Kyai Said Aqil yang juga mantan Ketua Umum PBNU menjelaskan Tiongkok dan dunia Islam juga memiliki relasi historis-spiritual yang sangat kuat. Di era Dinasti Tang, pada tahun 618-905 Masehi , Islam telah berkembang di Tiongkok, yang dibawa dan disebarkan secara langsung oleh sahabat-sahabat Rasulullah SAW.
Masih dalam penjelasannya, Kyai Said Aqil menyampaikan bahwa spirit Islam dan spirit Konfusianisme yang telah menyebar luas di seluruh penjuru dunia dapat dioptimalkan menjadi instrumen penghubung yang dapat meredam konflik dan perselisihan.
Dengan mempertemukan kembali narasi sejarah dan memperkuat ikatan ikatan kultural, spiritual dan ikatan psikologis, diharapkan dapat menjadi software konsolidasi peradaban dan perdamaian dunia.
Dalam kesempatan sama, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia H.E. Wang Lutong mengutarakan kini saatnya untuk membangkitkan dan memperkuat kembali Jalur Sutra Indonesia Tiongkok dan menghidupkan kembali Jalur Sutra Islam di Indonesia dan Islam di Tiongkok, agar dapat menjadi jembatan yang menghubungkan persahabatan Indonesia, Tiongkok dan dengan dunia Islam, di masa kini dan masa mendatang.
Dikatakan persahabatan Indonesia-Tiongkok dan relasinya dengan dunia Islam, bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, keduanya saling melengkapi dan memberi nilai tambah. Ke depan dengan semakin terkonsolidasikannya jalur diplomasi kultural dan spiritual diharapkan dapat menjadi perekat peradaban dunia. Sehingga Indonesia dan Tiongkok bisa maju bersama dan dunia semakin damai dan lebih baik.
Imam Pituduh, Sekretaris Jenderal LPOI menambahkan, bahwa dalam Kesempatan Tadarus Futuristik, Buku Bersama dan Berbagi yang diselenggarakan Bersama Kedutaan Tiongkok untuk Indonesia, juga dilaksanakan pembagian bingkisan paket Ramadhan dari Kedutaan Besar Tiongkok, sebagai bukti nyata bahwa Tiongkok peduli dengan Dunia Islam dan peduli dengan kaum muslimin Indonesia.
Hemat dia, siapapun yang berusaha mempertentangkan Islam dengan Tiongkok dan membangun narasi negatif tentang relasi keduanya, adalah tindakan keliru serta tidak mendasar. Warga muslim di manapun berada terutama di Indonesia, tidak boleh termakan dengan setting issu dan propaganda yang tidak benar dan sangat tendensius dari pihak pihak yang punya kepentingan tertentu. (H-2)