
MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, sektor pertanian kembali menunjukkan peran strategisnya sebagai penopang utama perekonomian nasional.
Hal itu merujuk pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas produksi pertanian pada triwulan I 2025, terutama pada komoditas padi dan jagung. Berdasarkan data BPS, produksi padi pada triwulan I 2025 tumbuh sebesar 51,45%, sementara jagung meningkat 39,02% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Lonjakan ini sangat luar biasa. Ini menunjukkan bahwa kerja keras petani, dukungan penuh dari pemerintah, serta momentum panen raya benar-benar mendorong lompatan besar di sektor pangan," ujar Amran di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (5/5).
Capaian ini, sambung Amran, diperkuat dengan rekor tertinggi stok beras nasional dalam 57 tahun terakhir. Ia menyebut pencapaian ini sebagai tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional serta bukti keberhasilan kebijakan pertanian yang terarah dan tepat sasaran.
Pertumbuhan tinggi di sektor produksi ini mendorong sektor pertanian menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada triwulan I 2025, yakni sebesar 10,52% (yoy). Angka ini, lanjutnya, melampaui pertumbuhan sektor-sektor lain seperti perdagangan dan industri pengolahan.
"Jika sektor pangan terganggu, sektor-sektor lainnya pun akan terdampak. Namun saat ini, justru pangan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional," tambah Amran.
Sepanjang April 2025, Bulog telah menyerap 1,06 juta ton beras, sehingga total serapan dari Januari hingga awal Mei 2025 mencapai 1,8 juta ton. Tingginya angka serapan itu bahkan melampaui rata-rata tahunan Bulog dalam 57 tahun terakhir, hingga mendorong kebutuhan akan tambahan gudang berkapasitas 1,1 juta ton.
Selain menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian juga tercatat sebagai penyerap tenaga kerja terbesar. Menurut BPS, sektor ini menyerap 28,54% dari total tenaga kerja nasional yang mencapai 145,77 juta orang.
Selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025, lapangan usaha pertanian mencatat peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 890 ribu orang. Bahkan dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025, pertanian menjadi sektor dengan peningkatan tenaga kerja tertinggi, yakni 850 ribu orang.
Amran menegaskan prestasi ini merupakan hasil nyata dari sinergi antara kebijakan yang tepat dan semangat pelaku sektor pertanian.
"Kita patut bersyukur dan bangga. Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini bukti komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, meningkatkan kesejahteraan petani, dan membangun fondasi pertanian yang berkelanjutan," pungkasnya. (Fal/E-1)