
Perusahaan sekuritas, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat arus modal asing yang hengkang atau capital outflow di pasar keuangan Indonesia mencapai Rp3,4 triliun pada Senin (24/2). Hari itu bertepatan dengan peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta.
Peresmian badan pengelola investasi tersebut dinilai belum dapat menopang pasar saham di Indonesia yang terkoreksi. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di awal pekan melemah cukup signifikan sebesar 0,8% menjadi 6.749,6.
"Arus modal asing keluar cukup signifikan kemarin hingga mencapai Rp3,4 triliun," tulis research team Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Selasa (25/2).
Sepanjang tahun ini, arus modal asing keluar dari pasar saham mencapai Rp15,1triliun atau US$900juta. Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat belum ada kepastian asing akan secara konsisten kembali masuk ke pasar saham Indonesia.
Kemudian, pasca peluncuran Danantara, beberapa saham perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tercatat masih terus melemah. Seperti PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) yant turun 1% dan 2,3%. Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia atau BBRI berhasil rebound sebesar 0,8% setelah melemah selama 3 hari berturut-turut.
Mirae Asset Sekuritas berpandangan faktor global masih cenderung mendominasi pergerakan pasar saham di Indonesia sejak kuartal IV tahun 2024. Ini dipengaruhi besar oleh ekspektasi penurunan fed funds rate (FFR) atau suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed, yang terbatas sepanjang tahun ini. The Fed, diperkirakan akan cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan langkah karena ketidakpastian ekonomi, terutama perkiraan dari dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap proyeksi inflasi AS ke depan.
Pada perdagangan Selasa (25/2), IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi, dengan rentang perdagangan di level 6.702 hingga 6.805. Support di level 6.600. (E-3)