Banjir Bekasi Disebut Lebih Parah dari 2020, Jalan dan Rumah Sakit Ikut Terendam

1 week ago 10
Banjir Bekasi Disebut Lebih Parah dari 2020, Jalan dan Rumah Sakit Ikut Terendam Banjir Bekasi lebih parah(Antara)

HUJAN deras yang mengguyur wilayah Bekasi dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir besar yang melumpuhkan hampir seluruh aktivitas warga. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengungkapkan bahwa delapan dari 12 kecamatan di kota tersebut terdampak banjir parah, termasuk fasilitas umum seperti jalan utama, perkantoran, dan rumah sakit.

"Saat ini Kota Bekasi dalam kondisi darurat. Air yang melimpas dari tanggul menyebabkan ruas jalan utama tergenang, bahkan beberapa fasilitas kesehatan ikut terdampak," ujar Tri dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Suharyanto dan Menko PMK Pratikno secara daring, Selasa (4/3).

Sungai Meluap, Tanggul Jebol

Banjir yang terjadi kali ini disebut lebih parah dibandingkan peristiwa serupa pada 2016 dan 2020. Wilayah sepanjang Sungai Bekasi, terutama di titik pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi, mengalami peningkatan debit air secara drastis hingga lebih dari delapan meter.

Menurut Tri, salah satu penyebab utama banjir adalah tanggul yang belum sepenuhnya terbangun di sepanjang sungai, selain adanya limpasan air yang tidak mampu ditahan oleh tanggul yang telah ada.

“Beberapa bagian tanggul masih dalam tahap pembangunan, sehingga tidak mampu menahan volume air yang meningkat tajam,” katanya.

Pemerintah Kota Bekasi sebelumnya telah mengeluarkan peringatan kepada warga untuk bersiap menghadapi potensi banjir. Namun, kondisi yang memburuk secara cepat membuat banyak warga terjebak di lantai dua rumah mereka, sementara kendaraan dan infrastruktur lainnya terendam air.

Banjir kali ini menunjukkan betapa rentannya Bekasi terhadap bencana hidrometeorologi, terutama saat musim hujan. Faktor-faktor seperti aliran air dari wilayah hulu di Bogor, pembangunan yang pesat, serta infrastruktur pengendalian banjir yang belum maksimal turut memperparah situasi.

Tri menegaskan bahwa pihaknya akan mempercepat rehabilitasi sungai serta meningkatkan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BWSCC) untuk mencari solusi jangka panjang dalam mencegah bencana serupa.

“Pembangunan tanggul yang lebih kokoh, perbaikan sistem drainase, serta edukasi mitigasi bencana bagi masyarakat akan menjadi prioritas utama,” tambahnya.

Untuk saat ini, pemerintah daerah terus melakukan evakuasi dan mendistribusikan bantuan bagi warga yang terdampak. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan tim penyelamat guna menghindari risiko yang lebih besar. (Ant/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |