Bagaimana Jika Asteroid yang Memusnahkan Dinosaurus Tidak Pernah Menabrak Bumi?

2 weeks ago 14
Bagaimana Jika Asteroid yang Memusnahkan Dinosaurus Tidak Pernah Menabrak Bumi? Tabrakan asteroid 66 juta tahun lalu memusnahkan dinosaurus non-avian dan membuka jalan bagi evolusi mamalia, termasuk manusia. (freepik)

PADA 66 juta tahun lalu, sebuah asteroid berdiameter sekitar 15 kilometer menghantam wilayah yang kini menjadi Meksiko. Tabrakan dahsyat ini memicu tsunami, kebakaran hutan, hujan asam, serta menyelimuti langit dengan debu tebal. Akibatnya, 75% spesies di Bumi, termasuk semua dinosaurus non-avian, punah dalam hitungan bulan setelah benturan.

Namun, bagaimana jika asteroid itu tidak pernah menabrak Bumi? Apakah dinosaurus akan terus menguasai planet ini? Bisakah mereka bertahan melewati zaman es dan berevolusi menjadi makhluk yang lebih cerdas?

Menurut para paleontolog, sangat mungkin dinosaurus akan terus berevolusi dan tetap menjadi penguasa Bumi. Bagaimanapun, mereka telah bertahan selama 165 juta tahun, melewati naik turunnya permukaan laut, perubahan suhu ekstrem, dan letusan gunung berapi, kata Steve Brusatte, profesor paleontologi dari Universitas Edinburgh. Namun, jika itu terjadi, nenek moyang mamalia tidak akan pernah berevolusi seperti yang kita kenal sekarang.

Beberapa ilmuwan berpendapat dinosaurus tetap akan punah karena tingkat kepunahan mereka lebih cepat dibanding kemunculan spesies baru. Namun, Brusatte tidak yakin dengan teori ini.

"Bagi kami yang mengumpulkan fosil dari era terakhir dinosaurus, sangat jelas bahwa di seluruh dunia… dinosaurus tetap beragam dan melimpah," kata Brusatte kepada Live Science melalui email. "Bagi saya, tidak diragukan lagi dinosaurus masih kuat, sukses, beragam, dan berada di puncak rantai makanan ketika asteroid itu menghantam Bumi."

Dinosaurus di Zaman Es?

Bisakah dinosaurus bertahan di kondisi ekstrem seperti zaman es? Mayoritas dinosaurus tidak hidup di daerah bersalju, meskipun ada beberapa yang ditemukan di iklim dingin. Namun, Brusatte percaya beberapa dinosaurus mungkin bisa bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem.

"Banyak dari mereka memiliki bulu, sehingga mereka bisa menghangatkan diri seperti mamalia," katanya. Selain itu, penelitian menunjukkan beberapa dinosaurus, seperti Tyrannosaurus rex, kemungkinan berdarah panas, sehingga mereka tidak sepenuhnya bergantung pada suhu lingkungan.

Dinosaurus juga mungkin berevolusi untuk mengembangkan pertahanan terhadap cuaca dingin. Sebagai contoh, mammoth yang berevolusi sekitar 5 juta tahun lalu di Afrika Selatan, kemudian mengembangkan bulu tebal sekitar 800.000 tahun lalu saat mereka bermigrasi ke Eurasia yang lebih dingin selama zaman es terakhir.

Apakah Dinosaurus Bisa Menjadi Lebih Cerdas?

Dengan cukup waktu, mungkinkah dinosaurus berevolusi menjadi makhluk yang lebih cerdas? Dalam eksperimen pemikiran tahun 1982, paleontolog Amerika-Kanada Dale Russell berhipotesis dinosaurus troodontid mungkin bisa berevolusi menjadi makhluk dengan kesadaran tinggi jika mereka tidak punah akibat peristiwa kepunahan massal pada akhir periode Kapur.

Ia menyebut makhluk hipotetis ini sebagai dinosauroid, berdasarkan fakta salah satu spesies troodontid sudah memiliki otak besar, penglihatan stereoskopik, jari-jari yang bisa mencengkeram, serta berjalan dengan dua kaki. Jika spesies ini terus berevolusi, mereka bisa mengembangkan rasio encephalization (ukuran otak dibandingkan dengan ukuran tubuh) yang setara dengan manusia.

Namun, gagasan ini akhirnya ditolak banyak paleontolog karena dianggap terlalu antropomorfik dan tidak realistis. Studi tahun 2023 menyimpulkan "tidak ada troodon atau dinosaurus lain yang bisa memulai garis keturunan seperti primata yang berevolusi hingga mencapai tingkat kecerdasan manusia."

Meski begitu, burung modern menunjukkan beberapa dinosaurus mungkin cukup cerdas. "Dinosaurus yang masih hidup hingga kini, yaitu burung, sebenarnya sangat cerdas," kata Brusatte. "Bahkan, rata-rata mereka memiliki lebih banyak neuron di otaknya dibandingkan mamalia. Namun, apakah burung suatu hari nanti bisa mencapai kecerdasan setara manusia? Saya tidak tahu."

Apa yang Akan Terjadi pada Mamalia?

Evolusi mamalia kemungkinan akan terhambat jika asteroid tidak pernah menghantam Bumi. Brusatte menjelaskan jika dinosaurus besar masih bertahan, mamalia kecil yang sudah hidup berdampingan dengan mereka mungkin tidak akan mendapat kesempatan untuk berevolusi dan tumbuh lebih besar.

"Saya menduga bahwa mamalia sebagian besar atau sepenuhnya akan tetap kecil selama jutaan tahun ke depan," katanya. "Namun, dengan penurunan suhu selama zaman es terakhir, mamalia kecil yang berbulu dan berdarah panas mungkin akan mendapatkan kesempatan untuk tumbuh lebih besar, sementara dinosaurus raksasa mungkin akhirnya punah."

Tetapi, hal itu tidak berarti manusia akan muncul seperti yang kita kenal sekarang. Paul Sereno, paleontolog dan profesor biologi di Universitas Chicago, mengatakan bahwa keberadaan manusia bukanlah sesuatu yang tak terelakkan.

"Kita berevolusi dalam dunia mamalia yang tidak akan pernah ada jika dinosaurus besar non-avian masih berkeliaran," kata Sereno. "Keberadaan kita bukanlah sesuatu yang pasti terjadi."

Studi tahun 2021 menemukan punahnya dinosaurus darat dan mungkin juga kelompok mamalia pesaing lainnya memberikan peluang bagi nenek moyang primata kita untuk berkembang. Jika asteroid tidak pernah menabrak Bumi, kemungkinan besar manusia tidak akan pernah ada.

"Sejarah akan menjadi sangat berbeda," kata Brusatte. "Nenek moyang kita yang sebenarnya mungkin tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk berevolusi." (Live Science/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |