
BENCANA hidrometeorologi berupa banjir dan longsor melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah, warga diminta kembali waspada karena cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir masih berpotensi terjadi di 25 daerah di Solo Raya, Jateng Selatan dan sebagian Pantura Senin (19/5).
Pemantauan Media Indonesia Senin (19/5) bencana banjir masih merendam sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Demak, Grobogan dan Kota Semarang hingga mengakibatkan ratusan umah warga terendam dan ribuan warga mengalami kesulitan, sedangkan longsor terjadi Banyubiru, Kabupaten Semarang mengakibatkan jalan penghubung antar desa terputus.
Cuaca ekstrem masih berpotensi di puluhan daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya, Jawa Tengah bagian selatan dan sebagian Pantura, sehingga Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan warga untuk kembali mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi.
"Tetap waspada bencana hidrometeorologi, karena cuaca ekstrem masih berpotensi di 25 daerah di Jawa Tengah," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N Senin (19/5).
Pada pagi umumnya cerah berawan, lanjut Arif, namun siang di kawasan pegunungan diguyur hujan ringan-sedang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang merata di Jawa Tengah, bahkan berpotensi meningkatkan menjadi ekstrem di puluhan daerah tersebut, sehingga dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.
Daerah di Jawa Tengah berpotensi dilanda cuaca ekstrem, ungkap Arif, yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Kudus, Ungaran, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Surakarta, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.
Sedangkan hujan ringan-sedang, menurut Arif, berpeluang mengguyur daerah Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pemalang, Brebes, Semarang, Pekalongan dan Tegal. "Angin bertiup dari timur ke selatan 5-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 19-32 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 60-95 persen," tambahnya.
Tanggul Jebol
Sementara itu banjir melanda sejumlah desa di Kabupaten Demak dan Grobogan masih tinggi disebabkan jebolnya tanggul dan meluapnya Sungai Tuntang, bahkan banjir dikhawatirkan semakin besar karena cuaca ekstrem masih berpotensi di hulu sungai (Rawa Pening) yang berada di Kabupaten Semarang dan Salatiga.
Tercatat sejumlah desa terendam banjir di Kabupaten Demak yakni Desa Ploso, Lempuyang, Sidoharjo, Trimulyo, Mintreng, Karangrejo, dan Kembangan akibat jebolnya dua titik tanggul Sungai Tuntang sepanjang 13 meter di Desa Karangrejo dan 4 meter di Desa Kembangan serta meluapnya sungai karena Bendung Glapan terus meningkat hingga air meluber di aliran sungai tersebut.
Siapkan dapur umum
Sedangkan di Kabupaten Grobogan banjir terjadi akibat tanggul Sungai Renggong jebol dan aliran Sungai Irigasi merupakan dampak meningkatnya volume Sungai Tuntang merendam Desa Tanggirejo dan Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Desa Padas, Kecamatan Kedungjati dan Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo.
"Banjir masih merendam sejumlah desa di beberapa kecamatan di Grobogan ini, kita telah menyiapkan dapur umum dan menyiagakan sarana prasarana kedaruratan seperti perahu karet, logistik dan obat-obatan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Wahyu Tri Darmanwanto Senin (19/5).
Intensitas Hujan
Hal serupa juga diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala BPBD Demak Agus Musyafak bahwa hingga kini sejumlah desa berada di daerah aliran sungai (DAS) masih terendam, sehingga menghadapi banjir ini tejah berkoordinasi dengan instansi terkait terutama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk menangani jebolnya tanggul tersebut.
"Banjir terjadi karena intensitas hujan di daerah hulu sungai yakni Kabupaten Semarang dan Salatiga sangat tinggi, sehingga dampaknya daerah hilir seperti Demak dan Grobogan dilanda banjir, ini merupakan banjir kiriman," ungkap Agus Musyafak.
Sementara itu di Kota Semarang banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Babon hingga merendam Perumahan Dinar Indah, Kecamatan Tembalang sudah mulai surut, namun dikhawatirkan akibat cuaca ekstrem masih terjadi di daerah Ungaran (Kabupaten Semarang) merupakan hulu sungai dikhawatirkan akan kembali meninggi.
"Kekhawatiran terbesar jika tanggul sungai jebol, banjir besar akan kembali lagi terjadi seperti tahun lalu hingga mencapai ketinggian 3 meter," ujar Panca, ketua RW setempat. (H-2)