
ASOSIASI Dapur Makan Bergizi Indonesia (ADAMBI) resmi dibentuk dalam rapat nasional yang dihadiri perwakilan pelaku dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) seluruh Indonesia. Pada forum yang berlangsung di Jakarta pada Minggu (27/4), Alven Stony terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum pertama.
Alven menjelaskan pembentukan asosiasi ini selain untuk memperkuat sinergi para pelaku dapur MBG di seluruh tanah air, juga bertujuan sebagai mitra strategis Badan Gizi Nasional (BGN) dan mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, utamanya program MBG untuk anak-anak sekolah.
“ADAMBI kami bentuk sebagai wadah pembinaan, advokasi, dan kolaborasi nasional untuk meningkatkan kualitas layanan gizi masyarakat,” ujar Alven Stony dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia pada Kamis (1/5).
Selain itu Alven menjelaskan bahwa pihaknya juga berkomitmen untuk menjunjung tinggi etika usaha, tata kelola yang baik, serta memperkuat kapasitas pelaku dapur bergizi agar menjadi penggerak utama gerakan gizi nasional.
“Organisasi ini berfungsi sebagai wahana komunikasi, representasi, fasilitasi, dan konsultasi antar pelaku dapur, yayasan, dan pemangku kepentingan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional,” tukas Alven.
“ADAMBI juga diamanatkan untuk membina, memberdayakan, dan mendorong peningkatan mutu layanan dapur bergizi melalui kerja sama yang sinergis,” sambungnya.
Alven memaparkan program kerja awal ADAMBI mencakup fasilitasi sertifikasi dapur bergizi, pendampingan peningkatan mutu, dan pengembangan etika bisnis di lingkungan anggota.
Asosiasi ini kita Alven, juga diberi mandat untuk mewakili anggotanya dalam forum kebijakan ekonomi, serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah.
“Kami ingin memastikan, setiap dapur MBG di Indonesia tidak hanya menjalankan fungsi sosial, tetapi juga dikelola secara profesional dan bermutu,” ujarnya.
Sebagai organisasi yang bersifat independen dan nirlaba, Alven akan memastikan bahwa ADAMBI akan berpegang pada prinsip transparansi, profesionalisme, dan gotong royong dalam setiap kegiatan.
“Ke depan, asosiasi ini ditargetkan menjadi motor penggerak peningkatan kualitas dapur makan bergizi di seluruh Indonesia,” tukasnya.
Ia juga berharap berbagai inisiatif tersebut dapat menjadi langkah konkret untuk memperkuat peran sektor swasta dalam ketahanan pangan nasional.
“Dengan koordinasi lebih baik antara pengusaha boga dan pemerintah, percepatan pendistribusian makanan bergizi gratis ke daerah terpencil, dapat membantu pencapaian target nasional di bidang gizi,” imbuh Alven.
Lebih lanjut, Alven berharap ADAMBI dapat menjadi katalisator yang dapat memperkuat kolaborasi antara pengelola dapur bergizi dan program-program nasional di bidang gizi.
“Suatu program yang tidak hanya memberi banyak manfaat bagi siswa Indonesia, tapi juga bagi sektor UMKM dan para supplier tingkat lokal, terbukti dari bergeraknya ekonomi riil mulai dari sekitar dapur,” pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Pelangi Maluku, Rosano Karamoy mengatakan salah satu pertimbangan terpilihnya Alven Stony sebagai Ketum ADAMBI lantaran rekam jejaknya yang dinilai baik sebagai pengusaha boga dan aktif memperjuangkan makanan sehat.
“Keputusan aklamasi diharapkan mempercepat konsolidasi ADAMBI sehingga segera dapat bekerja optimal," ujarnya.
Menurut Rosano, awalnya Alven sempat menolak karena masih menjabat sebagai Ketua Umum Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N). Akan tetapi, proses pemilihan secara aklamasi itu didasari oleh dedikasi Alven Stony dalam yang dinilai mampu memberdayakan para pelaku dapur dan gizi.
“Saya optimisme beliau terhadap peran strategis ADAMBI ke depan. Tentu, kami berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah menggagas Program MBG, serta Kepala BGN Dadan Hindayana selaku penanggung jawab implementasi Program MBG,” jelasnya. (Dev/P-3)