Apa Itu Biduran? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

8 hours ago 3
Apa Itu Biduran? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya Ilustrasi Gambar Tentang Apa Itu Biduran? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya(Media Indonesia)

Biduran, atau yang dikenal secara medis sebagai urtikaria, merupakan reaksi kulit yang umum terjadi dan ditandai dengan munculnya bentol-bentol merah atau putih yang terasa gatal. Kondisi ini bisa sangat mengganggu, terutama jika bentol-bentol tersebut menyebar luas dan menyebabkan rasa tidak nyaman yang signifikan. Meskipun seringkali tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, biduran dapat menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius, terutama jika terjadi secara kronis atau disertai dengan gejala lain seperti kesulitan bernapas atau pembengkakan pada wajah dan tenggorokan. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasi biduran dengan tepat agar dapat mengelola kondisi ini secara efektif dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.

Penyebab Biduran yang Perlu Diketahui

Biduran dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari alergi makanan dan obat-obatan hingga infeksi dan kondisi medis tertentu. Memahami penyebab biduran sangat penting untuk menentukan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat. Berikut adalah beberapa penyebab umum biduran yang perlu Anda ketahui:

1. Alergi Makanan: Alergi makanan merupakan salah satu penyebab biduran yang paling umum. Beberapa makanan yang sering memicu alergi dan menyebabkan biduran antara lain:

  • Makanan Laut: Udang, kepiting, lobster, dan kerang adalah contoh makanan laut yang sering menyebabkan alergi.
  • Kacang-kacangan: Kacang tanah, kacang almond, kacang mete, dan kacang walnut dapat memicu reaksi alergi pada sebagian orang.
  • Telur: Alergi telur lebih sering terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa.
  • Susu: Alergi susu sapi adalah alergi makanan yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
  • Buah-buahan: Beberapa buah-buahan seperti stroberi, jeruk, dan nanas dapat menyebabkan alergi pada orang yang sensitif.

Reaksi alergi terhadap makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein dalam makanan sebagai zat berbahaya. Hal ini memicu pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya yang menyebabkan gejala alergi, termasuk biduran.

2. Alergi Obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan dapat memicu reaksi alergi dan menyebabkan biduran. Obat-obatan yang paling sering menyebabkan alergi antara lain:

  • Antibiotik: Penisilin dan sulfonamid adalah contoh antibiotik yang sering menyebabkan alergi.
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS): Ibuprofen, naproxen, dan aspirin dapat memicu alergi pada sebagian orang.
  • Obat Narkotika: Kodein dan morfin dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu.
  • Obat Kontras: Obat kontras yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan MRI dapat menyebabkan alergi pada orang yang rentan.

Alergi obat-obatan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap obat sebagai zat asing. Reaksi ini dapat menyebabkan pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya yang menyebabkan gejala alergi, termasuk biduran.

3. Gigitan Serangga: Gigitan serangga seperti lebah, tawon, semut api, dan nyamuk dapat menyebabkan reaksi alergi lokal atau sistemik yang dapat memicu biduran. Reaksi alergi terhadap gigitan serangga terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap racun atau protein yang disuntikkan oleh serangga. Reaksi ini dapat menyebabkan pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya yang menyebabkan gejala alergi, termasuk biduran.

4. Infeksi: Beberapa jenis infeksi virus, bakteri, atau jamur dapat memicu biduran. Infeksi yang paling sering menyebabkan biduran antara lain:

  • Infeksi Virus: Infeksi virus seperti flu, pilek, campak, rubella, dan cacar air dapat memicu biduran.
  • Infeksi Bakteri: Infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, infeksi tenggorokan, dan infeksi kulit dapat menyebabkan biduran.
  • Infeksi Jamur: Infeksi jamur seperti kandidiasis dan tinea dapat memicu biduran pada beberapa orang.

Infeksi dapat memicu biduran melalui berbagai mekanisme, termasuk aktivasi sistem kekebalan tubuh dan pelepasan mediator inflamasi seperti histamin.

5. Faktor Fisik: Beberapa faktor fisik seperti suhu ekstrem, tekanan, gesekan, dan paparan sinar matahari dapat memicu biduran pada orang yang rentan. Jenis biduran yang disebabkan oleh faktor fisik disebut urtikaria fisik.

  • Urtikaria Dingin: Biduran yang dipicu oleh paparan suhu dingin, seperti udara dingin, air dingin, atau es.
  • Urtikaria Panas: Biduran yang dipicu oleh paparan suhu panas, seperti udara panas, air panas, atau sinar matahari.
  • Dermatografisme: Biduran yang dipicu oleh tekanan atau gesekan pada kulit.
  • Urtikaria Tekanan: Biduran yang dipicu oleh tekanan yang berkepanjangan pada kulit, seperti duduk terlalu lama atau membawa beban berat.
  • Urtikaria Solar: Biduran yang dipicu oleh paparan sinar matahari.

6. Kondisi Medis Tertentu: Beberapa kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya biduran. Kondisi medis yang paling sering dikaitkan dengan biduran antara lain:

  • Penyakit Autoimun: Penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan tiroiditis Hashimoto dapat meningkatkan risiko terjadinya biduran.
  • Penyakit Tiroid: Gangguan tiroid seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme dapat memicu biduran.
  • Kanker: Beberapa jenis kanker seperti limfoma dan leukemia dapat menyebabkan biduran.

7. Stres: Stres emosional atau fisik dapat memicu atau memperburuk biduran pada beberapa orang. Stres dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan pelepasan mediator inflamasi yang dapat menyebabkan biduran.

8. Bahan Kimia: Paparan bahan kimia tertentu seperti lateks, parfum, pewarna, dan pengawet dapat memicu biduran pada orang yang sensitif. Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi yang dapat menyebabkan biduran.

Gejala Biduran yang Perlu Diperhatikan

Gejala biduran dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan reaksi. Gejala yang paling umum adalah munculnya bentol-bentol merah atau putih yang terasa gatal pada kulit. Bentol-bentol ini dapat berukuran kecil seperti ujung jarum atau besar seperti telapak tangan. Bentol-bentol biduran juga dapat bergabung membentuk area yang lebih luas yang disebut plak.

Selain bentol-bentol yang gatal, gejala biduran lainnya yang mungkin terjadi antara lain:

  • Angioedema: Pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam, terutama di sekitar mata, bibir, lidah, dan tenggorokan. Angioedema dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan memerlukan penanganan medis segera.
  • Gatal-gatal: Rasa gatal yang intens pada kulit yang terkena biduran.
  • Rasa Terbakar atau Menyengat: Beberapa orang mungkin mengalami rasa terbakar atau menyengat pada kulit yang terkena biduran.
  • Ruam Merah: Kulit di sekitar bentol-bentol biduran mungkin tampak merah dan meradang.
  • Demam: Dalam kasus yang jarang terjadi, biduran dapat disertai dengan demam.
  • Nyeri Sendi: Beberapa orang dengan biduran kronis mungkin mengalami nyeri sendi.
  • Sakit Perut: Dalam kasus yang jarang terjadi, biduran dapat disertai dengan sakit perut.

Gejala biduran biasanya muncul dalam beberapa menit atau jam setelah terpapar pemicu. Bentol-bentol biduran dapat hilang dalam beberapa jam atau hari, tetapi dapat muncul kembali di area lain. Pada beberapa orang, biduran dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, yang disebut biduran kronis.

Cara Mengatasi Biduran dengan Efektif

Pengobatan biduran bertujuan untuk meredakan gejala, mengidentifikasi dan menghindari pemicu, dan mencegah komplikasi. Pilihan pengobatan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan biduran. Berikut adalah beberapa cara mengatasi biduran yang efektif:

1. Hindari Pemicu: Langkah pertama dalam mengatasi biduran adalah mengidentifikasi dan menghindari pemicu. Jika Anda mencurigai alergi makanan atau obat-obatan sebagai penyebab biduran, konsultasikan dengan dokter atau ahli alergi untuk melakukan tes alergi. Hindari makanan atau obat-obatan yang terbukti menyebabkan alergi.

Jika Anda mengalami urtikaria fisik, hindari faktor-faktor fisik yang memicu biduran, seperti suhu ekstrem, tekanan, atau paparan sinar matahari. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman untuk menghindari gesekan pada kulit. Gunakan tabir surya dengan SPF tinggi untuk melindungi kulit dari sinar matahari.

2. Kompres Dingin: Kompres dingin dapat membantu meredakan gatal dan peradangan pada kulit yang terkena biduran. Bungkus es batu dengan kain bersih dan tempelkan pada area yang terkena selama 10-15 menit beberapa kali sehari.

3. Mandi Air Dingin: Mandi air dingin atau suam-suam kuku dapat membantu meredakan gatal dan peradangan pada kulit. Hindari mandi air panas karena dapat memperburuk gejala biduran. Tambahkan oatmeal koloid ke dalam air mandi untuk membantu menenangkan kulit yang gatal.

4. Gunakan Pakaian yang Longgar dan Nyaman: Pakaian yang ketat dan kasar dapat mengiritasi kulit dan memperburuk gejala biduran. Gunakan pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang lembut seperti katun untuk menghindari gesekan pada kulit.

5. Hindari Menggaruk: Menggaruk kulit yang gatal dapat memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko infeksi. Usahakan untuk tidak menggaruk kulit yang terkena biduran. Jika Anda merasa sangat gatal, coba tepuk-tepuk kulit dengan lembut atau gunakan kompres dingin.

6. Obat-obatan Antihistamin: Antihistamin adalah obat yang paling umum digunakan untuk mengobati biduran. Antihistamin bekerja dengan menghambat efek histamin, zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh selama reaksi alergi. Antihistamin dapat membantu meredakan gatal, mengurangi ukuran bentol-bentol, dan mencegah munculnya bentol-bentol baru.

Ada dua jenis antihistamin yang tersedia: antihistamin generasi pertama dan antihistamin generasi kedua. Antihistamin generasi pertama seperti diphenhydramine (Benadryl) dapat menyebabkan kantuk dan efek samping lainnya seperti mulut kering dan penglihatan kabur. Antihistamin generasi kedua seperti cetirizine (Zyrtec), loratadine (Claritin), dan fexofenadine (Allegra) cenderung tidak menyebabkan kantuk dan memiliki efek samping yang lebih sedikit.

7. Kortikosteroid: Kortikosteroid adalah obat antiinflamasi yang kuat yang dapat digunakan untuk mengobati biduran yang parah atau kronis. Kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan, meredakan gatal, dan mengurangi ukuran bentol-bentol. Kortikosteroid tersedia dalam bentuk krim, salep, tablet, atau suntikan.

Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti penipisan kulit, peningkatan risiko infeksi, dan masalah tulang. Oleh karena itu, kortikosteroid hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.

8. Obat-obatan Lainnya: Dalam kasus biduran kronis yang tidak merespons terhadap antihistamin dan kortikosteroid, dokter mungkin meresepkan obat-obatan lain seperti:

  • Omalizumab (Xolair): Omalizumab adalah obat suntik yang bekerja dengan menghambat IgE, antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi. Omalizumab dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan biduran kronis.
  • Montelukast (Singulair): Montelukast adalah obat yang bekerja dengan menghambat leukotrien, zat kimia yang terlibat dalam peradangan. Montelukast dapat membantu meredakan gejala biduran pada beberapa orang.
  • Doxepin (Sinequan): Doxepin adalah antidepresan trisiklik yang juga memiliki sifat antihistamin. Doxepin dapat membantu meredakan gatal dan meningkatkan kualitas tidur pada orang dengan biduran kronis.

9. Epinefrin: Jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dengan gejala seperti kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, pusing, atau kehilangan kesadaran, segera suntikkan epinefrin (EpiPen) dan cari pertolongan medis darurat.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis

Meskipun biduran seringkali tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, ada beberapa situasi di mana Anda harus mencari pertolongan medis:

  • Kesulitan Bernapas: Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, mengi, atau sesak napas, segera cari pertolongan medis darurat.
  • Pembengkakan pada Wajah, Bibir, Lidah, atau Tenggorokan: Pembengkakan pada area ini dapat mengganggu pernapasan dan memerlukan penanganan medis segera.
  • Pusing atau Kehilangan Kesadaran: Pusing atau kehilangan kesadaran dapat menjadi tanda reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dan memerlukan penanganan medis darurat.
  • Biduran yang Menyebar Luas: Jika biduran menyebar luas ke seluruh tubuh dan menyebabkan rasa tidak nyaman yang signifikan, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Biduran yang Berlangsung Lebih dari Beberapa Hari: Jika biduran tidak membaik setelah beberapa hari atau berlangsung lebih dari enam minggu (biduran kronis), segera konsultasikan dengan dokter untuk mencari penyebabnya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
  • Biduran yang Disertai dengan Gejala Lain: Jika biduran disertai dengan gejala lain seperti demam, nyeri sendi, sakit perut, atau penurunan berat badan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mencari penyebabnya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pencegahan Biduran

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah biduran, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya biduran:

  • Hindari Alergen yang Diketahui: Jika Anda memiliki alergi makanan atau obat-obatan, hindari makanan atau obat-obatan yang terbukti menyebabkan alergi.
  • Berhati-hati dengan Gigitan Serangga: GunakanRepelan serangga saat berada di luar ruangan dan hindari area di mana terdapat banyak serangga.
  • Kelola Stres: Temukan cara untuk mengelola stres seperti olahraga, yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu bersama orang yang Anda cintai.
  • Gunakan Produk Perawatan Kulit yang Lembut: Gunakan produk perawatan kulit yang lembut dan bebas pewangi untuk menghindari iritasi kulit.
  • Hindari Mandi Air Panas: Mandi air panas dapat memperburuk gejala biduran. Mandi air dingin atau suam-suam kuku lebih baik untuk kulit Anda.
  • Gunakan Pakaian yang Longgar dan Nyaman: Pakaian yang ketat dan kasar dapat mengiritasi kulit dan memperburuk gejala biduran. Gunakan pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang lembut seperti katun.

Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasi biduran, Anda dapat mengelola kondisi ini secara efektif dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. Jika Anda mengalami biduran yang parah atau kronis, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Disclaimer: Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum tentang biduran dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya untuk diagnosis dan pengobatan kondisi medis Anda.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |