
Para petani di Amerika Serikat mengaku kehilangan pasar ekspor yang besar di Tiongkok. Mereka juga kesal karena ketidakpastian semakin meningkat sehingga mengancam kejatuhan ekonomi yang lebih luas. Itu semua terjadi karena kebijakan tarif impor Donald Trump.
Tiongkok telah lama menjadi pasar ekspor utama bagi kedelai Amerika. Namun, itu berpeluang hilang karena kebijakan proteksionis yang tidak jelas.
"Sebanyak 50% dari seluruh kedelai Amerika diekspor ke China. Semakin banyak pasar yang hilang, kami harus mencari pasar baru. Itu bukan hal yang mudah. Saat ini, pilihan kami untuk menyalurkannya sangat terbatas" ujar Corey Goodhue, seorang petani dari negara bagian Midwestern, Iowa.
Goodhue menyerukan para pembuat kebijakan untuk memberikan lebih banyak kepastian di pasar. "Usulan-usulan tarif yang berbeda muncul setiap hari, setiap pekan. Bagaimana kami bisa merencanakan bisnis kalau seperti itu?" tegasnya.
Iowa, salah satu pusat pertanian utama AS, sudah merasakan dampaknya. Goodhue mengungkapkan turunnya pendapatan pertanian memicu efek domino di seluruh komunitas lokal, termasuk berkurangnya investasi oleh koperasi, melambatnya aktivitas komersial, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) di bisnis-bisnis terkait. (Ant/Xinhua/E-3)