
PELATIH timnas Inggris, Thomas Tuchel, melontarkan kritik tajam terhadap sikap para pemainnya usai kemenangan tipis 1-0 pada pertandingan Andorra vs Inggris saat Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion RCDE, Barcelona, Sabtu (7/6) malam. Menurut Tuchel, skuadnya tampil tanpa keseriusan dan kehilangan rasa urgensi.
Inggris hanya mampu mencetak satu gol lewat Harry Kane pada menit ke-50 yang menyelamatkan tim Tiga Singa dari hasil imbang melawan tim peringkat 173 dunia.
Meski berhasil mengamankan tiga kemenangan beruntun dalam fase kualifikasi sejak Tuchel menjabat sebagai pelatih, permainan Inggris dinilai belum menunjukkan agresivitas seperti yang diharapkan pelatih asal Jerman tersebut.
Tuchel menilai penurunan performa di penghujung laga sangat mengkhawatirkan. Dia menyoroti sikap para pemain yang dinilainya melemah ketika laga memasuki fase akhir.
"Saya tidak suka sikap kami saat mengakhiri pertandingan. Saya suka sikap kami di awal, 25 menit pertama, tapi saya tidak suka 30 menit terakhir," ujar Tuchel.
"Menurut saya kami kehilangan keseriusan dan urgensi yang dibutuhkan dalam laga kualifikasi Piala Dunia. Kami bermain-main dengan api dan saya tidak suka bahasa tubuh kami di akhir. Itu tidak sesuai dengan pentingnya pertandingan."
Saat ini Inggris memimpin klasemen Grup K dengan 9 poin dari tiga laga menuju Piala Dunia 2026. Tuchel menegaskan timnya harus menunjukkan peningkatan signifikan jika ingin bersaing di level tertinggi.
Pelatih yang sebelumnya menukangi Chelsea dan PSG itu mengaku lega bisa mengamankan tiga poin namun mengkritik penurunan energi timnya saat menghadapi tekanan di akhir pertandingan.
"Pada akhirnya kami bermain-main dengan api, jujur saja. Rasanya seperti pertandingan piala domestik di mana tim favorit tidak sadar akan bahaya," ujar Tuchel.
"Saya tidak merasakan kesadaran bahwa skor masih 1-0 dalam laga kualifikasi. Kami tidak puas dengan diri kami sendiri. Saya tidak menyalahkan mereka. Saya bahkan merasa mereka berpikir, kami tidak senang dan hari ini segalanya memang tidak berjalan," cetusnya.
Sebelum pertandingan, Tuchel sudah mengingatkan bahwa kemenangan besar atas Andorra mungkin sulit diraih karena kondisi fisik para pemain yang kelelahan setelah musim domestik yang panjang dan padat.
Selain itu, sembilan pemain Inggris dijadwalkan berangkat ke Amerika Serikat untuk mengikuti Piala Dunia Antarklub. Tuchel pun berharap timnya dapat tampil lebih baik dalam laga berikutnya.
"Kami tidak akan berhenti mendorong mereka dan akan menunjukkan secara jelas setelah kami tinjau ulang pertandingan ini, apa yang kami inginkan dari mereka," katanya.
Mayoritas suporter yang hadir di Stadion RCDE berasal dari Inggris dan ketidakpuasan mereka terdengar jelas sepanjang pertandingan. Cemoohan dari tribun menggema saat peluit akhir dibunyikan. Tuchel memahami reaksi tersebut dan tidak menyalahkan para pendukung yang kecewa.
"Booing itu wajar. Mereka kecewa dan tidak puas dengan penampilan kami, terutama di akhir babak pertama, jadi saya rasa kami tidak bisa menyalahkan mereka untuk itu," ujarnya.
"Kami bahkan tidak bisa menyalahkan mereka untuk reaksi mereka (suporter) di akhir laga. Sebaliknya, saya pikir mereka luar biasa sepanjang pertandingan."
Terkait adanya laporan tentang nyanyian menghina Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Tuchel menyatakan tidak mendengarnya secara langsung. Namun, ia menegaskan jika hal itu benar terjadi tidak dapat dibenarkan.
"Saya tidak mendengar apa pun soal nyanyian atau ejekan terhadap Perdana Menteri, tapi kalau itu memang terjadi, tentu saja tidak bisa diterima," pungkasnya. (H-4)