Aktivis India Dorong Pencegahan Krisis Tanah di Indonesia

8 hours ago 1
Aktivis India Dorong Pencegahan Krisis Tanah di Indonesia Aktivis India diterima Kementerian Luar Negeri RI.(Kemenlu)

Setelah memulai kampanye di Yogyakarta, aktivis lingkungan dan pendorong perubahan asal India, Sahil Jha, melanjutkan perjalanan bersepeda ke Jakarta dan Bogor. Aksi itu merupakan bagian dari kampanye global Save Soil Movement. Sahil melakukan gerakan tersebut dalam rangka menyerukan urgensi menyelamatkan tanah dari degradasi demi menjamin masa depan pangan dunia.

Pada Senin (23/6), Sahil diterima secara resmi oleh jajaran pejabat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Gedung Roeslan Abdulgani, Jakarta. Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno menyatakan bahwa Indonesia membuka ruang bagi gerakan seperti Save Soil untuk berkontribusi pada isu strategis global.

“Masalah kesehatan tanah adalah isu global karena hal ini menjadi bagian dari dampak perubahan iklim. Indonesia sebagai negara hutan tropis ketiga terbesar dunia dan negara kepulauan terbesar dunia mendukung kampanye kesehatan tanah yang juga menjadi bagian dari salah satu SDG,” ujar Havas dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (25/6).

Sementara itu, Sahil menegaskan bahwa tanah yang sehat merupakan fondasi kehidupan manusia.

“Tanah yang sehat bukan kemewahan, tapi hak dasar umat manusia. Jika tanah rusak, bagaimana kita bisa makan dan bertahan?” katanya.

Masih di hari yang sama, Sahil menghadiri diskusi bersama Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) yang diselenggarakan di kampus Universitas Indonesia, Depok. Diskusi tersebut menghadirkan akademisi, pakar pertanian regeneratif, dan pejabat publik seperti Mahawan Karuniasa, Nico Wanandy, dan Yahdil Abdi Harahap.

Senada, Nico menegaskan bahwa tanah menjadi faktor terpenting bagi ketahanan pangan. 

“Kita bisa punya dana US$100 triliun, tapi tanpa tanah yang sehat, uang triliunan itu tak bisa menghasilkan pangan,” tegasnya.

Kemudian pada Selasa (24/6), Sahil melanjutkan kampanye ke Bogor. Dirinya disambut oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim yang kemudian mengunjungi Muara Experimental Farm dan Kebun Raya Bogor. Dedie menyebut bahwa kehadiran Sahil menjadi pengingat bahwa tanah, bersama sungai, udara, dan lingkungan harus dijaga demi masa depan generasi mendatang. 

“Selama ini kita sering bicara soal sampah, polusi udara, dan pemanasan global, tapi lupa bahwa yang kita injak setiap hari, tanah, sedang mengalami degradasi. Perilaku kita, termasuk penggunaan bahan kimia berlebihan dalam pertanian, telah merusak kualitas tanah,” pungkas Dedie. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |