6 Mitos dan Fakta yang Membentuk Tradisi Jawa di Malam Satu Suro

4 hours ago 1
6 Mitos dan Fakta yang Membentuk Tradisi Jawa di Malam Satu Suro Mitos dan Fakta malam satu suro(MI/Widjajadi)

MALAM Satu Suro, yang merupakan malam pertama dalam bulan Suro menurut kalender Jawa, seringkali dianggap sebagai malam yang penuh misteri dan makna spiritual. Bagi masyarakat Jawa, malam ini merupakan waktu untuk melakukan perenungan dan berbagai ritual, tetapi ada banyak mitos yang berkembang seputar malam sakral ini.

Berikut adalah beberapa mitos yang populer, beserta fakta yang mengungkap kebenarannya.

1. Mitos: Larangan Keluar Rumah

Salah satu mitos yang paling dikenal adalah larangan untuk keluar rumah pada malam Satu Suro. Konon, malam ini merupakan waktu di mana gerbang gaib terbuka, memungkinkan roh-roh leluhur dan makhluk halus berkeliaran. Banyak yang percaya bahwa keluar rumah bisa mendatangkan gangguan makhluk gaib.

Fakta: Tidak Semua Orang Percaya

  • Meskipun mitos ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat, tidak semua orang mengikuti larangan ini. Bagi banyak orang Jawa, malam Satu Suro lebih diartikan sebagai kesempatan untuk melakukan introspeksi diri dan tidak semata-mata sebagai ancaman dari dunia gaib. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung adanya gangguan makhluk halus pada malam ini.

2. Mitos: Tapa Bisu atau Dilarang Berbicara

Di malam Satu Suro, ada tradisi "Tapa Bisu," yang berarti berdiam diri dan tidak berbicara sepanjang malam. Masyarakat yang menjalankan tradisi ini meyakini bahwa berbicara di malam ini dapat mendatangkan kesialan atau keburukan di tahun yang baru.

Fakta: Perenungan dan Penghormatan

  • Fakta yang perlu diketahui adalah bahwa Tapa Bisu lebih dimaksudkan sebagai bentuk perenungan diri dan penghormatan terhadap malam sakral ini. Banyak orang yang menjalankan tradisi ini sebagai bentuk meditasi atau upaya mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan karena takut akan kesialan. Bagi mereka, diam sejenak memberikan waktu untuk membersihkan pikiran dan jiwa.

3. Mitos: Menghindari Pesta atau Hajatan

Menurut beberapa orang, mengadakan pesta atau hajatan pada malam Satu Suro bisa mendatangkan musibah. Pesta, terutama pernikahan atau sunatan, sebaiknya dihindari pada malam ini karena dipercaya dapat membawa kesialan.

Fakta: Kepercayaan yang Bervariasi

  • Kepercayaan ini memang masih ada, namun tidak semua masyarakat Jawa mengikutinya. Di beberapa daerah, justru dianggap sebagai waktu yang baik untuk melaksanakan berbagai kegiatan penting. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan mengenai malam Satu Suro dapat bervariasi tergantung pada wilayah dan tradisi yang berlaku.

4. Mitos: Pantang Membangun Rumah Baru

Mitos lainnya adalah pantang untuk membangun rumah baru atau pindah rumah pada malam Satu Suro. Banyak yang meyakini bahwa malam ini membawa keberuntungan buruk jika digunakan untuk memulai proyek besar seperti membangun rumah atau pindah tempat tinggal.

Fakta: Berawal dari Kepercayaan Spiritual

  • Meskipun ada yang mempercayai pantangan ini, bagi sebagian orang Jawa, malam Satu Suro justru dianggap sebagai waktu yang tepat untuk melakukan pembersihan spiritual. Dengan demikian, beberapa orang justru memilih untuk memulai sesuatu yang baru, termasuk membangun rumah atau merencanakan masa depan, karena mereka percaya bahwa ini adalah saat yang penuh berkah.

5. Mitos: Malam Lebaran Makhluk Gaib

Salah satu mitos yang paling menarik adalah bahwa malam Satu Suro adalah "lebaran" bagi makhluk gaib. Masyarakat percaya bahwa pada malam ini, roh-roh dan makhluk halus keluar dari persembunyian mereka untuk berinteraksi dengan dunia manusia.

Fakta: Perayaan Spiritual dan Ritual

  • Fakta yang berbeda adalah bahwa malam Satu Suro lebih dipandang sebagai waktu untuk perayaan spiritual dan ritual yang mendalam. Banyak orang melakukan tirakatan, meditasi, atau doa untuk memohon keselamatan dan keberkahan. Meskipun ada sebagian orang yang mengaitkannya dengan makhluk halus, sebagian besar masyarakat menjadikannya sebagai waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan meresapi makna hidup.

6. Mitos: Buang Sial dengan Ruwatan

Beberapa orang melakukan ritual "ruwatan" atau "buang sial" pada malam Satu Suro. Mitosnya adalah bahwa malam ini adalah waktu yang tepat untuk membuang energi negatif dan menyucikan diri dari berbagai kesialan.

Fakta: Ritual Pembersihan Spiritual

  • Ruwatan, yang memang dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa, bukan hanya untuk "buang sial", tetapi lebih kepada sebuah ritual spiritual untuk membersihkan diri dari pengaruh negatif. Ritual ini dilakukan sebagai simbol permohonan agar hidup lebih baik dan diberkahi di tahun yang baru. Ruwatan adalah bentuk tradisi yang lebih mengarah pada pembersihan batin dan jiwa.

Kesimpulan

Malam Satu Suro merupakan waktu yang sarat dengan makna spiritual dan budaya. Meski ada berbagai mitos yang berkembang di sekitarnya, penting untuk memahami bahwa tradisi ini memiliki berbagai makna positif bagi masyarakat Jawa, seperti introspeksi, pembersihan batin, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Baik mitos maupun fakta, keduanya memainkan peran penting dalam menjaga kelangsungan budaya yang kaya akan filosofi hidup dan spiritualitas. (Ant/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |