6 Makanan dan Minuman Pemicu Kanker yang Sering Dikonsumsi Tanpa Disadari

1 day ago 5
6 Makanan dan Minuman Pemicu Kanker yang Sering Dikonsumsi Tanpa Disadari Ilustrasi(freepik)

KANKER tetap menjadi salah satu penyakit paling berbahaya yang mengancam kesehatan di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, gaya hidup—terutama pola makan—juga berperan dalam meningkatkan risiko terkena kanker.

Banyak orang tidak menyadari bahwa beberapa makanan dan minuman yang dikonsumsi secara teratur mengandung bahan berbahaya yang bisa memicu pertumbuhan sel kanker. 

6 makanan dan minuman yang dapat menyebabkan kanker

Daging Olahan

Konsumsi daging olahan (seperti sosis, ham, bacon, dan nugget) dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker kolorektal (usus besar). Menurut Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) di bawah WHO, daging olahan diklasifikasikan sebagai karsinogen Grup 1, yang berarti terdapat bukti kuat bahwa zat dalam daging olahan (seperti nitrat dan nitrit) dapat memicu kanker. Ketika dikonsumsi, senyawa ini berubah menjadi N-nitroso dalam tubuh, yang merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel kanker.

Proses pengolahan seperti pengasapan, pengawetan, atau pemasakan suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan amin heterosiklik (HCA). WHO merekomendasikan untuk membatasi konsumsi daging olahan dan memilih cara memasak yang lebih sehat, seperti merebus atau mengukus, guna menurunkan risiko terkena kanker.

Minuman Tinggi Gula

Konsumsi minuman tinggi gula (seperti soda, jus kemasan, dan minuman energi) secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara, usus besar, dan pankreas. Menurut Harvard Health Publishing, gula tambahan dalam minuman manis memicu obesitas, peradangan kronis, dan resistensi insulin, yang semuanya merupakan faktor risiko perkembangan sel kanker. Selain itu, kadar gula darah tinggi dapat merangsang produksi hormon tertentu yang mendorong pertumbuhan tumor.

Studi juga menunjukkan bahwa fruktosa (jenis gula yang banyak ditemukan dalam minuman manis) dapat mempercepat proses peradangan dan stres oksidatif, yang merusak sel dan DNA. Harvard menyarankan untuk membatasi asupan gula tambahan dan beralih ke minuman yang lebih sehat, seperti air putih, teh tanpa gula, atau infused water dengan buah segar, untuk mengurangi risiko kanker dan penyakit kronis lainnya.

Makanan yang Dimasak dengan Suhu Tinggi

Memasak daging pada suhu tinggi (seperti dipanggang, dibakar, atau digoreng) dapat meningkatkan risiko kanker karena menghasilkan senyawa karsinogenik seperti amin heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Menurut National Cancer Institute (NCI), senyawa ini terbentuk ketika protein daging bereaksi dengan panas ekstrem, terutama pada bagian yang gosong atau hangus. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging yang dimasak dengan metode ini secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar, pankreas, dan prostat.

Untuk mengurangi paparan senyawa berbahaya, NCI merekomendasikan metode memasak yang lebih aman seperti merebus, mengukus, atau menggunakan microwave sebelum memanggang. Membalik daging lebih sering, menghindari kontak langsung dengan api, serta membuang bagian yang gosong juga dapat menurunkan pembentukan HCA dan PAH. 

Dengan memodifikasi cara memasak, risiko kanker dari konsumsi daging dapat diminimalisir tanpa harus menghilangkannya sepenuhnya dari pola makan.

Alkohol

Mengonsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah sedikit, secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Menurut Laporan WHO Eropa 2025, alkohol diklasifikasikan sebagai karsinogen Grup 1, yang berarti memiliki bukti kuat sebagai penyebab kanker, termasuk kanker mulut, tenggorokan, hati, payudara, dan usus besar. Ketika alkohol dimetabolisme oleh tubuh, zat beracun seperti asetaldehida terbentuk dan merusak DNA, memicu pertumbuhan sel kanker. WHO menekankan bahwa tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang benar-benar aman terkait risiko kanker.

Laporan tersebut juga merekomendasikan agar label peringatan kanker dicantumkan pada produk alkohol, mirip dengan peringatan pada kemasan rokok, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Upaya ini diharapkan mampu menurunkan tingkat konsumsi alkohol serta mengurangi kasus kanker yang berkaitan dengan alkohol di Eropa maupun secara global. WHO mendorong kebijakan kesehatan publik yang lebih ketat, termasuk pembatasan iklan alkohol dan edukasi tentang bahayanya, sebagai upaya pencegahan kanker yang efektif

Daging Merah

Konsumsi daging merah (seperti daging sapi, babi, dan kambing) dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker kolorektal (usus besar). Menurut Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) di bawah WHO, daging merah diklasifikasikan sebagai karsinogen Grup 2A, yang berarti "kemungkinan karsinogenik bagi manusia". Mekanisme yang diduga termasuk pembentukan senyawa karsinogenik seperti amin heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) selama proses pemasakan, serta kandungan hem besi yang dapat merusak jaringan usus.

Meskipun risikonya lebih rendah dibanding daging olahan (Grup 1)WHO merekomendasikan pembatasan konsumsi daging merah sebagai langkah pencegahan kanker. Alternatif yang lebih sehat termasuk meningkatkan asupan protein nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe) atau memilih metode memasak yang lebih aman seperti merebus atau mengukus untuk mengurangi pembentukan senyawa berbahaya.

Biji-Biji Olahan

Biji-bijian olahan mungkin mudah dan murah ditemukan, namun kemudahan itu tidak baik untuk kesehatan Anda. Dokter pencernaan menganjurkan untuk mengganti biji-bijian olahan seperti roti putih dan pasta dengan biji-bijian utuh seperti quinoa, millet, atau gandum utuh. Biji-bijian utuh juga mengandung banyak serat, yang mendukung kesehatan usus dan dapat menurunkan risiko kanker. Ini adalah perubahan sederhana yang menambah keseluruhan pola makan sehat. (WHO/Havard Health Publishing/National Cancer Institute/Times of India/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |