
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, jawa Barat, masih meningkat setiap harinya. Sejak awal Januari hingga Maret 2025, tercatat 198 kasus DBD di wilayah itu disebabkan musim hujan yang masih terjadi. Peningkatan tersebut menyebabkan tujuh orang harus mendapat perawatan di rumah sakit dan yang lainnya berangsur sembuh.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi tahun ini menyebabkan adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti.
"Kalau melihat kasus DBD yang terjadi di bulan Januari tercatat 75 kasus, Februari 76 kasus, dan Maret 25 kasus didominasi semua umur mulai 0-5 tahun tercatat ada 45 kasus, usia 6-12 ada 59 kasus, usia 13-18 ada 21 kasus, usia 19-30 ada 31 kasus, usia 31-50 ada 32 kasus, dan usia 50 ada 10 kasus. Peningkatan kasus tersebut terjadi sejak awal Januari-Maret menyebabkan tujuh orang harus mendapat perawatan, tetapi dalam kasus ini tidak ada pasien meninggal," katanya, Rabu (12/3).
Asep mengatakan, dengan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi, petugas kesehatan masih berupaya merawat pasien usia anak-anak, remaja, dan orangtua. Berdasarkan laporan, ketujuh orang harus mendapat perawatan di RSUD Dr Soekardjo dan RS swasta lainnya, tapi kemungkinan masih mengalami kenaikan mengingat di masyarakat kurang menjaga lingkungan sekitar rumah.
"Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk, serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, peningkatan jentik nyamuk masih banyak ditemukan di dalam rumah, dispenser, gantungan pakaian, lubang pagar bamb,u dan yang lainnya serta masyarakat harus waspada membersihkan lingkungannya," ujarnya.
Menurutnya, kasus DBD di Kota Tasikmalaya harus dikendalikan dan Dinkes tidak bisa berjalan sendiri. Untuk itu membutuhkan peran serta masyarakat terutama melakukan gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J). Sementara itu, di tahun 2025, memang peningkatan kasus sejak Januari hingga Maret dengan jenis kelamin laki-laki 93 dan perempuan 105 orang.
"Petugas kesehatan berupaya melakukan edukasi agar masyarakat peduli terhadap lingkungan untuk menekan supaya kasus ini tidak meningkat di tahun 2025, melalui penanganan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) agar jentik nyamuk tidak tumbuh dewasa. Pemerintah daerah juga meminta agar setiap sekolah, kantor, dan lingkungan masyarakat selalu menjaga kebersihan," pungkasnya. (AD/E-4)