Zelensky Desak Persatuan Eropa-AS dan Dorong Pengadilan Khusus untuk Putin

7 hours ago 2
Zelensky Desak Persatuan Eropa-AS dan Dorong Pengadilan Khusus untuk Putin Di KTT NATO, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan pentingnya hubungan Eropa-AS di bawah Trump untuk mengalahkan Rusia.(Media Sosial X)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan pentingnya hubungan erat antara Eropa dan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump sebagai kunci untuk mengalahkan invasi Rusia. Pernyataan ini disampaikan usai pertemuan langsung dengan Trump dalam KTT NATO di Den Haag.

"Kami membutuhkan hubungan yang kuat dengannya (Trump)," ujar Zelensky dalam pidatonya di Majelis Parlemen Dewan Eropa. “Kami butuh persatuan antara Eropa dan Amerika Serikat. Dan kami akan menang. Tapi yang terutama, kami butuh persatuan di Eropa.”

Kunjungan ini juga menandai kehadiran perdana Zelensky di markas Dewan Eropa di Prancis sejak dimulainya invasi Rusia. Dalam kesempatan itu, ia menandatangani kesepakatan untuk membentuk pengadilan khusus yang akan mengadili para pejabat tinggi Rusia atas kejahatan agresi dalam invasi skala penuh yang dimulai Februari 2022.

Targetkan Putin, Tegakkan Hukum Internasional

Pengadilan ini diharapkan bisa mengadili pejabat tertinggi Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, yang disebut Zelensky harus bertanggung jawab.

“Kita harus menunjukkan dengan jelas agresi berujung pada hukuman, dan kita harus mewujudkannya bersama—seluruh Eropa,” tegasnya. “Ini adalah kesempatan nyata untuk menegakkan keadilan atas kejahatan agresi.”

Zelensky menambahkan meski proses hukum akan memakan waktu, langkah ini penting dan memerlukan keberanian politik dan hukum yang kuat. “Setiap penjahat perang Rusia, termasuk Putin, harus diadili,” ujarnya.

Pengadilan Khusus Gantikan Keterbatasan ICC

Sekretaris Jenderal Dewan Eropa, Alain Berset, menyatakan langkah selanjutnya adalah memperluas kerja sama agar sebanyak mungkin negara mendukung pengadilan ini. Lokasi pengadilan belum ditentukan, namun Zelensky menyebut Den Haag—yang juga menjadi markas Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)—sebagai lokasi yang ideal.

"Prinsip hukum internasional harus berlaku untuk semua, tanpa pengecualian dan tanpa standar ganda," ujar Berset.

Pengadilan ini merupakan yang pertama dibentuk di bawah naungan Dewan Eropa, lembaga hak asasi manusia tertinggi di benua itu. Dewan ini memiliki 46 anggota, termasuk Ukraina, Inggris, dan Turki, namun bukan bagian dari Uni Eropa. Rusia sendiri telah dikeluarkan dari keanggotaan menyusul invasinya ke Ukraina.

Melengkapi Kewenangan ICC

Sebelumnya, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas penculikan anak-anak Ukraina, serta empat pejabat militer atas serangan terhadap warga sipil. Namun, ICC tidak memiliki yurisdiksi untuk mengadili keputusan politik melancarkan invasi—yang dikategorikan sebagai kejahatan agresi.

Dewan Eropa menyatakan pengadilan khusus ini akan mengisi “kekosongan hukum” yang tidak dapat dijangkau ICC, dan memiliki mandat untuk menuntut para pemimpin senior atas agresi terhadap Ukraina. (AFP/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |