Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan Unicharm edukasi deteksi dini kanker payudara kepada mahasiswi Stikes di RSPAD Gatot Subroto pada 21 Oktober lalu. (DOK UNICHARM)
SEBANYAK 1.000 mahasiswi dari beberapa universitas di Jakarta mendapat edukasi deteksi dini kanker payudara lewat kegiatan periksa payudara sendiri bertema 'Ayo Sadari Setelah Menstruasi' selama Oktober. Kegiatan ini digelar bertepatan dengan peringatan 'Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia' di bulan Oktober.
Edukasi ini digelar atas kolaborasi merek pembalut wanita dari PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm) bersama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Ini adalah tahun kelima kolaborasi mereka.
Data WHO (World Health Organization) tahun 2022 menyebutkan bahwa lebih dari 2 juta perempuan di dunia didiagnosa mengalami kanker payudara. Di Indonesia sendiri, data terbaru Global Cancer Observatory melaporkan jumlah temuan baru kanker payudara di Indonesia mencapai lebih dari 66 ribu kasus. Tren ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi, dan sekaligus menjadi tantangan besar bagi kesehatan perempuan di Indonesia.
Di sisi lain, meskipun angka kejadiannya cukup tinggi, bukan berarti kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Semakin cepat dideteksi, semakin tinggi peluang kanker payudara untuk bisa disembuhkan. Sayangnya, kesadaran masyarakat tentang deteksi dini masih rendah, dan masih banyak yang baru memeriksakan diri ketika gejala sudah berat atau dalam stadium lanjut.
Berawal dari tekad untuk berkontribusi menjaga kesehatan perempuan Indonesia, Unicharm bersama YKPI mengusung slogan 'Ayo Sadari Setelah Menstruasi' sejak 2021 bekerja sama memberikan edukasi deteksi dini kanker payudara ke lebih dari 15.000 perempuan di seluruh Indonesia khususnya Gen Z dan Gen Alpha, mulai dari siswi SMP, SMA, mahasiswi perguruan tinggi, pihak swasta, organisasi wanita dan komunitas-komunitas lain baik secara online dan offline.
Dalam peringatan bulan kesadaran kanker payudara tahun ini, edukasi deteksi dini kanker payudara dilakukan secara bertahap kepada lebih dari 1.000 mahasiswi dari beberapa universitas di Jakarta.
“Kanker payudara merupakan kasus kanker nomor 1 terbanyak pada wanita di Indonesia. Kanker payudara tidak hanya menyerang usia lanjut tetapi juga usia muda. Namun, hal ini dapat dicegah dengan melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) secara rutin teratur dan disiplin, serta SADANIS (perikSA payuDAra kliNIS) dengan tenaga medis. Kanker payudara dapat disembuhkan apabila ditemukan secara dini dan ditangani secara tepat dan cepat sehingga harapan sembuh dan hidup akan tinggi. Untuk itu, kami menghimbau untuk melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi hari pertama,” kata Dr dr Agus Sutarman SpB Subsp Onk (K) SH MH MARS, salah satu pemateri dalam kegiatan ini.
Dr Agus menambahkan, dia berharap dengan memberikan edukasi kepada para mahasiswi karena mereka akan menjadi agen edukasi dan menyebarkan kebiasaan SADARI ke banyak perempuan di sekitar mereka agar dapat saling menjaga satu sama lain.
“Kunci deteksi dini kanker payudara adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Karena SADARI direkomendasikan untuk dilakukan 7 hingga 10 hari setelah hari pertama menstruasi, kami meyakini bahwa menstruasi dan pencegahan kanker payudara memiliki keterkaitan yang erat, dan Charm ingin seluruh perempuan dapat mengekspresikan diri tanpa henti,
setiap saat,'' kata Direktur Unicharm, Sri Haryani.
Sejak 2021, pihaknya bersama YKPI secara berkelanjutan telah memberikan edukasi deteksi dini kanker payudara ke belasan ribu perempuan di seluruh Indonesia. (H-1)


















































