Yayasan Indonesia Setara Ciptakan Kesetaraan Kerja bagi Para Difabel

15 hours ago 5
Yayasan Indonesia Setara Ciptakan Kesetaraan Kerja bagi Para Difabel Ilustrasi(Antara)

Yayasan Indonesia Setara (YIS) berkolaborasi dengan Kitaoneus.asia dan Refo menghadirkan pelatihan pemasaran digital bertajuk Saatnya Difabel Setara. Kegiatan yang diinisiasi Sandiaga Uno itu bertempat di Aula At Taqwa Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selama tiga hari, yakni sejak 2-4 Mei, sebanyak 39 peserta yang terdiri dari 11 peserta tunanetra, 6 peserta tunagrahita dan 22 peserta tunarungu mendapatkan pelatihan digital marketing.

"Di era teknologi saat ini, kemampuan dalam digital marketing bukan hanya menjadi nilai tambah, tetapi juga menjadi kunci penting untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja mandiri. Kami percaya bahwa setiap individu miliki kesempatan yang sama untuk berprestasi. Justru, dengan kolaborasi bersama banyak pihak, dukungan yang tepat, kita dapat melahirkan pelaku usaha kreatif yang tangguh dan inspiratif," ungkap Sandiaga Uno dalam siaran tertulis pada Sabtu (3/4). 

Kick-Off program yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional itu selaras dengan semangat YIS untuk menghadirkan kesetaraan pendidikan dan kesempatan kerja, termasuk bagi kelompok rentan berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas. Sandiaga mengatakan media sosial hingga e-commerce, termasuk pemasaran digital menjadi jendela dunia di era sekarang. Oleh karenanya, ia meyakini bahwa kemajuan teknologi bisa semakin membuka peluang usaha dan mambuka lapangan kerja bagi masyarakat. 

"Kenapa digital marketing? karena itu adalah jendela dunia. Digitalisasi dan internet sudah menjadi bagian dari masyarakat, semua serba online, peluang pemanfaatannya besar sekali, digital marketing tanpa batas, di mana saja, dapat dilaksanakan dengan multitasking," jelasnya.

"Kami berharap adik-adik bisa mengambil kesempatan dengan baik, dengan didampingi tenaga ahli untuk mengasah skill sesuai dengan kemampuan masing-masing," tambah dia.

Sementara itu, Founder Refo, Renaldo Adi menyampaikan bahwa para difabel memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha. Dia berharap, melalui pelatihan ini para peserta dapat mengembangkan kemampuan untuk membuat, mengelola, dan memasarkan konten secara daring.

"Tidak hanya fokus pada penguasaan hard skill, peserta juga akan didampingi untuk menyusun portofolio karya mereka serta diajarkan bagaimana memasarkan karya-karya tersebut. Harapannya mereka dapat memperoleh penghasilan secara mandiri dan menciptakan usaha kreatif yang setara," ucapnya.

Founder Kitaoneus.asia, Maria Ulfah Hilmy menambahkan, tak sebatas pelatihan dan pendampingan, 10 peserta terbaik nantinya akan masuk ke tahap inkubasi agar dapat menjadi pelaku usaha mandiri.

"Kami sangat berharap para peserta dapat mengembangkan usaha secara mandiri dan berdaya saing menghadapi tantangan, sekaligus membuka peluang lewat digitalisasi. Program ini hadir untuk membuktikan bahwa difabel juga mampu, difabel juga bisa, kita juga bisa," pungkasnya. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |