WHO Sebut Vape Ciptakan Gelombang Baru Kecanduan Nikotin Bagi Generasi Muda

1 week ago 16
WHO Sebut Vape Ciptakan Gelombang Baru Kecanduan Nikotin Bagi Generasi Muda Ilustrasi(Freepik)

WHO kini mengibarkan bendera merah atas ancaman baru rokok elektrik atau vape. WHO menyebut ledakan penggunaan vape yang menciptakan gelombang baru kecanduan nikotin di seluruh dunia.

Dalam laporan terbarunya, WHO menyebut lebih dari 100 juta orang kini menggunakan rokok elektrik termasuk sedikitnya 15 juta anak usia 13–15 tahun.

Ironisnya, di tengah keberhasilan global menekan angka perokok dari 1,38 miliar pengguna pada 2000 menjadi 1,2 miliar pada 2024, industri tembakau justru melawan balik dengan produk nikotin modern yang dikemas lebih menarik dan disamarkan sebagai alternatif aman.

Padahal, di balik uap manis vape, tersembunyi ancaman kecanduan baru yang menjerat generasi muda.

“Industri tembakau sedang menyerang balik dengan agresif, menargetkan anak muda lewat produk nikotin baru,” tegas Direktur Jenderal WHO,  Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir dari Euronews.

Ia menyerukan agar pemerintah di seluruh dunia bertindak lebih cepat dan tegas dengan kebijakan pengendalian tembakau yang terbukti efektif.

Data WHO menunjukkan anak-anak sembilan kali lebih mungkin menggunakan vape dibanding orang dewasa.

Direktur Departemen Promosi dan Pencegahan Kesehatan WHO Etienne Krug memperingatkan bahwa e-cigarette hanya menjadi pintu masuk baru menuju kecanduan.

“Mereka diklaim sebagai produk pengurangan bahaya, tapi kenyataannya justru menjerat anak-anak lebih dini pada nikotin,” ujarnya.

Kondisi ini diperparah dengan strategi pemasaran yang menggoda rasa manis, desain menarik, dan citra keren yang dibangun di media sosial. 

Profesor Maja-Lisa Løchen, ahli jantung dari University Hospital of North Norway, menegaskan bahwa sudah ada lebih dari 15.000 studi ilmiah tentang dampak kesehatan vape, dan cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa vape bukan produk yang aman.

Penelitian yang dimuat di New England Journal of Medicine bahkan mengungkapkan, penggunaan vape meningkatkan risiko stroke hingga 32%.

Sementara survei di 37 negara Eropa menunjukkan 22% remaja usia 15–16 tahun mengaku rutin mengisap vape melonjak tajam dari 14 persen lima tahun sebelumnya.

WHO menegaskan, jika tren ini tidak segera dibendung, maka puluhan tahun perjuangan melawan rokok bisa sia-sia. 

Gelombang baru kecanduan nikotin kini tengah menyapu dunia, dan generasi muda menjadi korbannya. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |