Waspadai Sakit Kepala yang Terasa Bak Disambar Petir

3 hours ago 2
Waspadai Sakit Kepala yang Terasa Bak Disambar Petir Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis syaraf lulusan Universitas Indonesia dr. Zicky Yombana, Sp.S menyatakan sakit kepala yang terasa seperti tersambar petir merupakan salah satu kondisi yang patut diwaspadai.

"Migrain atau sakit kepala seperti apa yang harus diwaspadai sebagai pertanda penyakit serius? Jadi sakit kepalanya muncul tiba-tiba terus hebat banget, bisa dibilang namanya thunderclap headache atau sakit kepala seperti tersambar gledek. Itu harus diwaspadai," kata Zicky, dikutip Minggy (19/10).

Zicky menyampaikan thunderclap headache merupakan salah satu jenis dari sakit kepala sekunder yang dapat diakibatkan oleh pendarahan di
otak karena ada infeksi di organ tersebut maupun selaput otak.

Pendarahan juga dapat disebabkan oleh adanya meningitis atau tumor.

"Intinya mudah, kalau sakit kepalanya satu dua kali hilang itu masih oke, tapi kalau lebih dari dua kali terus hilang-hilang dan cenderung
(sakitnya) bertambah, itu jangan-jangan (kondisi serius) dan patut diwaspadai," katanya.

Selain itu, ia juga mengimbau pada masyarakat untuk berhati-hati pada sakit kepala yang sering menyebabkan terbangun ketika tidur, disertai dengan kejang, pandangan kabur, demam tinggi, sampai dengan terjadi pelemahan di salah satu sisi bagian tubuh.

Zicky menyebut obat sakit kepala yang digunakan sebagai antinyeri (pain killer) sebetulnya cukup efektif untuk meredakan serangan sakit kepala atau migrain sebagai terapi abortif. 

Cara lain yang dapat dilakukan yakni menggunakan kompres dingin di daerah sekitar area yang menyebabkan sakit kepala misalnya dahi atau leher.

Pengompresan akan lebih baik jika dilakukan di ruangan yang tenang dan sedikit terkena cahaya. 

Namun, jika kejadiannya terlalu sering, dokter yang melangsungkan praktik di Rumah Sakit Brawijaya itu menyarankan penderita untuk segera menemui dokter di rumah sakit untuk mencegah perburukan.

"Kita mungkin bukan hanya perlu obat terapi abortif atau menghilangkan nyeri tapi juga lebih memerlukan obat untuk preventif atau pencegahan Itu nanti bisa dilihat dari pola migrain tersebut," pungkasnya. (Ant/Z-1).

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |