Waspada, Utang Luar Negeri Bank Indonesia Melonjak Hampir 94%

1 month ago 11
Waspada, Utang Luar Negeri Bank Indonesia Melonjak Hampir 94% Petugas mengecek uang tunai sebelum didistribusikan melalui kantor cabang dan mesin ATM di Pooling Cash Plaza Mandiri, Jakarta. Utang luar negeri (ULN) Bank Indonesia (BI) mengalami lonjakan signifikan dalam setahun terakhir. Data per Januari 2025, ULN BI(MI/RAMDANI)

UTANG luar negeri (ULN) Bank Indonesia (BI) mengalami lonjakan signifikan dalam setahun terakhir. Data per Januari 2025, ULN BI tercatat sebesar US$28,34 miliar, naik 93,94% dibanding Januari 2024 yang hanya US$14,61 miliar.

Peningkatan tersebut jauh melampaui kenaikan ULN pemerintah yang tumbuh 5,34% dan terjadi di tengah tren penurunan ULN swasta sebesar 1,71%.

Ekonom Senior Bright Institute Awalil Rizky mengatakan, lonjakan tersebut patut menjadi perhatian karena ULN BI telah meningkat hampir 10 kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari US$2,82 miliar pada Januari 2020.

"Kenaikan utang luar negeri BI yang sangat cepat harus dicermati karena berpotensi meningkatkan risiko ekonomi, terutama jika ketergantungan terhadap dana asing semakin besar," ujar Awalil, Selasa (18/3).

Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan ULN BI adalah penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sejak September 2023. Instrumen itu merupakan surat utang jangka pendek yang menarik minat investor asing, sehingga tercatat sebagai ULN BI.

Hingga Januari 2025, kepemilikan asing dalam SRBI diperkirakan mencapai 25%, yang berkontribusi besar terhadap lonjakan utang luar negeri BI.  

Selain itu, Awalil juga menyoroti Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang berperan dalam lonjakan ULN BI pada Agustus 2021, ketika lembaga tersebut membagi cadangan devisa kepada anggotanya dalam bentuk utang bank sentral. Saat itu, ULN BI naik dari US$2,84 miliar menjadi US$9,17 miliar dalam sebulan.  

Meski total ULN Indonesia masih dalam batas yang relatif terkendali dengan kenaikan 5,09% secara tahunan, Awalil menilai struktur utang perlu dicermati lebih dalam.

"Jika sumber pendanaan domestik semakin terbatas, ketergantungan terhadap utang luar negeri bisa meningkat, yang pada akhirnya dapat memperbesar tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan stabilitas moneter," terangnya.

Ke depan, ia menekankan ULN pemerintah dan swasta berpotensi meningkat lebih lanjut, terutama karena persaingan memperoleh pendanaan domestik semakin ketat. Holding BUMN Danantara yang dirancang untuk menarik investasi asing juga bisa menjadi faktor yang mendorong peningkatan ULN swasta. (Mir/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |