
ISTRI Walikota Bekasi Wiwiek Hargono menuai kecaman setelah viral video yang memperlihatkan tindakannya mengungsi ke hotel mewah saat Bekasi banjir. Ironisnya, saat itu sebagian rakyatnya terkena dampak banjir dan mengungsi karena rumahnya terendam banjir.
Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi angkat suara dan mengkritik tindakan Wiwiek secara terbuka.
Dedi mengatakan, para pejabat yang kini tengah mendapatkan ujian karena daerahnya terdampak banjir, harusnya berada bersama masyarakat yang terkena musibah. "Pada seluruh pejabat di mana pun berada, mari kita sama-sama merasakan apa yang diderita masyarakat."
"Saat masyarakat mendapatkan musibah, pejabat dan istri pejabat ada di tengah masyarakat," ujar Dedi.
Ketika ditanya awak media mengenai sanksi, Dedy mengatakan hal tersebut adalah wewenang Kemendagri, bukan pada Pemprov Jabar.
Menurutnya, Pemprov hanya memberikan pembinaan dan teguran."Sanksi tidak ada, itu kan SK nya Mendagri. Sebagai Gubernur bisa melakukan pembinaan berupa teguran."
"Melalui media ini saya sampaikan teguran pada istri Wali Kota Bekasi untuk mengubah sikapnya karena dipilih oleh masyarakat untuk melayani," kata Dedy.
Sementara itu, Walikota Bekasi Tri Adhianto memberikan klarifikasi mengenai video istrinya Wiwiek Hargono yang viral di sosial media.
Video tersebut menunjukkan sosok Wiwiek Hargono yang terlihat sumringah saat ngungsi di Hotel mewah diwaktu kebanjiran.
Tri mengatakan, ia memang sengaja mengungsikan istri dan anak-anaknya ke hotel mewah. Namun, menurut Tri, hal tersebut bukan untuk tujuan flexing. Ia mengatakan tujuannya agar bisa melayani warga dengan cepat.
"Saya selamatkan dulu anak dan istri saya, kemudian pagi-pagi jam 6 pagi saya juga harus sudah bergabung dengan warga."
"Saya harus bisa memastikan bahwa pada pagi hari itu logistik harus sudah siap, karena memang sejak jam 10 malam saya berada di lapangan, jam 2 pulang dan saya hanya mengambil istri dan anak saya," kata Tri Adhianto, Kamis (6/3/2025).
Tri mengatakan, berdasarkan pantauan, ketinggian muka air menunjukkan peningkatan status sehingga ia khawatir rumahnya di Perumahan Kemang Pratama, Kecamatan Rawalumbu, akan terendam banjir.
"Karena pada saat jam 02.00 WIB pagi itu memang ketinggian air sudah 600, dan saya perkirakan bahwa Kemang itu pasti akan tenggelam, nah kalau saya bertahan di dalam (rumah) berarti saya nggak bisa keluar," jelasnya
Tri Adhianto membeberkan alasan istrinya menginap dengan dirinya dan anak-anaknya untuk memastikan dengan cepat kondisi warga Kota Bekasi yang terdampak banjir. Ia memastikan, memindahkan keluarganya agar aman dan agar ia dapat kembali turun ke lapangan untuk memantau situasi. (H-2)