300 Ribu Ton Beras Impor Berkutu, Bulog Dituding tak Mampu Kelola

6 hours ago 2
300 Ribu Ton Beras Impor Berkutu, Bulog Dituding tak Mampu Kelola Ilustrasi(Antara)

Sebanyak 300 ribu ton beras impor tahun 2024 dilaporkan rusak dan berkutu. Hal itu sangat disayangkan karena bisa menjadi kerugian negara. Perum Bulog pun disalahkan lantaran dianggap tidak mampu mengelola beras impor dengan baik.

“Bulog harus bertanggungjawab atas kerugian ini. Jangan sampai dengan dalih beras bisa difumigasi, lantas dianggap negara tidak merugi. Ini jelas kerugian karena tak layak dikonsumsi,” ujar anggota Komisi IV DPR, Hindun Anisah.

Hindun menduga hitungan riil beras berkutu mungkin lebih dari 300 ribu ton. Pasalnya, beberapa kantor wilayah dan cabang cenderung tidak memberikan laporan secara transparan. Hindun berharap jajaran baru direksi Bulog bisa melakukan perencanaan yang matang dan strategis sehingga situasi tersbut tidak lagi terulang.

“Ini peringatan! Jajaran direksi baru harus lebih jeli dan visioner agar tidak merugikan keuangan negara,” ungkap anggota Fraksi PKB dari daerah pemilihan Jawa Tengah itu.

Diketahui sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto menemukan adanya beras impor berkutu saat kunjungan di Bulog Yogyakarta. Ia menyayangkan adanya temuan tersebut karena menurutnya rakyat berarti telah dibodohi.

“Kami meminta agar jajaran Kementan segera mengelola beras tersebut. Sebab jika dilepas ke pasar, beras Bulog itu sudah tentu tak layak untuk dijual,” pintanya menanggapi janji Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, yang akan mengambil langkah pengendalian beras berkutu tersebut dan bahkan berjanji tidak akan mendistribusikan beras tersebut.

"Nanti ini kita akan bahas, biasanya kita keluarin. Tetapi tidak boleh untuk masyarakat, tidak boleh untuk SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) atau bantuan (bansos)," kata Amran beberapa waktu lalu di Jakarta.

Yang berbeda justru Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Ia mengatakan, stok beras berkutu di gudang Perum Bulog masih dapat dikonsumsi. Meskipun harus lewati proses fumigasi atau pengendalian hama. 

"Masih (bisa dikonsumsi), beras kutu itu artinya beras itu tidak mengandung chemical yang berlebihan," ujar Arief. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |