Wajah Baru PSG yang Mengincar Si Kuping Besar

1 day ago 3
Wajah Baru PSG yang Mengincar Si Kuping Besar Pelatih PSG Luis Enrique.(AFP)

PARIS Saint-Germain (PSG) akan menghadapi ujian terakhir musim ini saat mereka menantang Inter Milan dalam final Liga Champions di Allianz Arena, Munich pada Minggu (1/6). 

Harapan besar mengiringi tim ibu kota Prancis yang ingin mengakhiri penantian panjang mereka untuk meraih trofi Eropa.

Musim ini menandai era baru bagi PSG, musim pertama tanpa Kylian Mbappe. Sejak kepergiannya ke Real Madrid pada akhir musim lalu, tim yang kini dikomandoi Luis Enrique menunjukkan transformasi signifikan, dengan pendekatan taktik yang lebih kolektif dan terstruktur.

Di saat Mbappe melanjutkan performa mencetak golnya di bawah asuhan Carlo Ancelotti di Madrid, sang penyerang justru mengakhiri musim tanpa gelar. Sebaliknya, mantan klubnya kini bersiap tampil dalam final Liga Champions kedua mereka, setelah sebelumnya kalah 0-1 dari Bayern Munchen pada edisi 2019-2020.

PSG tetap menjadi tim Prancis terakhir yang pernah menjuarai kompetisi besar Eropa, yakni saat mereka merebut Piala Winners UEFA musim 1995-96. Kini, di bawah kendali Luis Enrique, mereka dianggap sebagai tim yang difavoritkan meraih Si Kuping Besar. 

Transformasi ini tampak jelas dalam filosofi permainan yang dibawa sang pelatih asal Spanyol, yang mengalihkan fokus tim dari ketergantungan pada pemain bintang menuju pendekatan yang lebih disiplin dan kolektif, meski tetap mengandalkan talenta muda.

Bintang-bintang besar seperti Lionel Messi dan Neymar telah meninggalkan Paris, digantikan oleh talenta baru seperti Ousmane Dembele, Desire Doue, dan Joao Neves — nama-nama yang kini bersinar di panggung tertinggi Eropa.

Luis Enrique sejak awal telah menegaskan arah barunya. Dalam sebuah dokumenter yang merekam masa kepelatihannya, ia menanggapi keputusan Mbappe meninggalkan klub dengan pernyataan tegas.

"Permainan kami tidak terdiri dari membiarkan Mbappe melakukan apa yang dia inginkan. Itu adalah filosofi lama (klub), yang tidak pernah memenangkan trofi besar," kata Enrique dikutip Bein Sports.

Pernyataan tersebut menjadi simbol perubahan budaya di internal PSG. Klub kini tampak lebih terorganisasi dan berorientasi pada kerja sama tim.

"Ada perubahan dalam pola pikir musim ini. Pelatih menangani semuanya," kata Dembele.

Perubahan tersebut membawa hasil nyata. Luis Enrique memberlakukan sesi latihan intensif, instruksi taktis ketat, serta mewajibkan semua pemain, tanpa terkecuali, untuk berkontribusi dalam bertahan.

Gaya kepemimpinannya yang tegas dan tak mengenal kompromi berbanding terbalik dengan pendekatan yang sebelumnya terlalu memanjakan para pemain bintang.

Hasilnya, PSG meraih treble domestik musim ini, termasuk gelar Ligue 1 dan Piala Prancis ke-16 yang mencetak rekor baru. Di Liga Champions, mereka tampil impresif dengan rekor 10 kemenangan dan total 33 gol, capaian tertinggi klub dalam satu musim Eropa.

PSG juga mencatat rata-rata tembakan terbanyak per pertandingan (18,6) di Liga Champions, sejak data Opta mulai dihimpun pada musim 2003-04.

Ketika Mbappe menyatakan niatnya untuk hengkang musim lalu, banyak yang khawatir PSG akan limbung. Namun Enrique merespons dengan penuh keyakinan.

"Apakah saya pikir saya akan tampil lebih baik musim depan? Tidak diragukan lagi," kata Enrique.

"Karena fakta bahwa memiliki satu pemain yang dapat melakukan apa pun yang dia inginkan di lapangan menyiratkan bahwa ada beberapa situasi yang tidak dapat saya kendalikan. Musim depan, saya akan mengendalikan semuanya. Tanpa terkecuali." (Ndf/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |