Universitas Perjuangan dan Universitas Jenderal Soedirman berkolaborasi menggelar pelatihan menjahit di Tasikmalaya.(MI/KRISTIADI)
UNIVERSITAS Perjuangan (Unper) Tasikmalaya dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, berkolaborasi menggulirkan program untuk masyarakat Desa Janggala, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya. Pelatihan keterampilan menjahit dipilih untuk memberdayakan warga.
Kolaborasi dilakukan dalam program pengabdian masyarakat pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Tim Pelaksana Universitas Perjuangan Tasikmalaya, Rudi Hartono mengatakan, pemberdayaan masyarakat tahun ini hadir melalui program Kosabangsa berupa pengabdian masyarakat sesuai kebijakan Kemdiktisaintek. Program menjahit bersama masyarakat mempertemukan Unper Tasikmalaya dan Unsoed Purwokerto.
"Kolaborasi ini diinisiasi tim pelaksana dari Universitas Perjuangan, Rudi Hartono, Adila Awaludin, dan Mohamad Fazar, didukung penuh oleh tim pendamping dari Unsoed yang diwakili Prof Wiwiek Rabiatul Adawiyah, Ari Asnani dan Dian Windy Dwiasi," katanya, Rabu (5/11).
Dia menambahkan, sinergi lintas universitas menjadi bukti nyata kerja sama antar perguruan tinggi yang mampu menghadirkan perubahan positif dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Program pengabdian Kosabangsa juga melibatkan mitra strategis antara lain TP PKK Desa Janggala, kelompok batik tulis Sukapura Gandok Jaya Mukti dan Pemerintah Desa Janggala.
"Melalui kemitraan ini, kegiatan difokuskan pada upaya meningkatkan kapasitas dan keterampilan perempuan desa agar mereka lebih mandiri secara ekonomi. Salah satuny melalui pelatihan menjahit anggota TP PKK. Pengabdian masyarakat ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis tapi juga membekali peserta dengan wawasan kewirausahaan dan pencatatan keuangan sederhana agar peserta mampu mengelola hasil produksi lebih profesional dan berkelanjutan," ujarnya.
Sumbangan peralatan
Menurut Rudi, tim pengabdian masyarakat menyerahkan lima set lengkap peralatan mesin jahit, satu set mesin Obras dan set mesin kasir kepada kelompok mitra. Bantuan ini menjadi simbol nyata semangat kolaborasi kampus dan masyarakat.
Perubahan besar, lanjut dia, bisa dimulai dari hal kecil seperti sehelai kain yang dijahit dengan tekad dan kerja sama. Tim pengabdian menyampaikan banyak terima kasih pada Kemdiktisaintek telah memberikan dukungan, kepercayaan melalui Program Pengabdian Kosabangsa 2025 ini.
"Kami ingin perempuan Desa Janggala tidak hanya memiliki keterampilan baru, tapi juga keyakinan bahwa mereka mampu menjadi penggerak ekonomi keluarga. Dalam program Pengabdian Kosabangsa 2025, kita tidak hanya menjahit kain tetapi juga menjahit harapan masa depan yang lebih baik untuk masyarakat Desa Janggala. Ini jug menjadi inspirasi bagi kampus lain untuk terus berkarya, berkontribusi nyata bagi negeri," pungkasnya.


















































