Ukraina Serang Pangkalan Udara Rusia Jelang Perundingan Damai

1 day ago 6
Ukraina Serang Pangkalan Udara Rusia Jelang Perundingan Damai Ilustrasi(Dok. Antara/Xinhua)

SEJUMLAH pangkalan udara militer di Rusia dilaporkan menjadi target serangan pesawat nirawak dalam operasi skala besar yang dilakukan Ukraina, hanya sehari sebelum perundingan perdamaian dijadwalkan berlangsung di Istanbul pada Senin (2/6).

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa Ukraina meluncurkan serangan drone ke pangkalan militer di lima wilayah—Murmansk, Irkutsk, Ivanovo, Ryazan, dan Amur—pada hari Minggu (1/6). Beberapa pesawat dilaporkan terbakar akibat serangan tersebut.

“Di wilayah Murmansk dan Irkutsk, peluncuran drone FPV dari area yang berdekatan dengan lapangan udara menyebabkan beberapa pesawat terbakar,” kata kementerian tersebut dalam pernyataannya seperti dilansir Al Jazeera Senin (2/6).

Kebakaran berhasil dikendalikan dan tidak ada laporan korban jiwa. Beberapa pelaku yang diduga terlibat dalam serangan telah ditahan, demikian menurut otoritas Rusia.

Hasil yang brilian

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji keberhasilan serangan tersebut. Dalam pernyataannya di Telegram, ia menyebut operasi ini sebagai hasil yang benar-benar brilian dan menegaskan bahwa serangan ini sepenuhnya dilakukan oleh Ukraina.

“Ini adalah operasi jarak jauh kami,” ungkap Zelensky dalam pidato video malam harinya. 

Dia juga menyatakan bahwa sebanyak 117 drone telah digunakan untuk menyerang berbagai pangkalan udara Rusia dan menyebut kerugian yang diderita Moskow sebagai sangat nyata dan dapat dibenarkan.

Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim bahwa dalam gelombang serangan itu, mereka telah merusak pesawat militer Rusia senilai sekitar 7 miliar dolar AS. 

“US$7 miliar—ini adalah estimasi kerugian strategis musuh akibat operasi khusus SBU,” tulis badan tersebut melalui media sosial.

Target serangan mencakup pangkalan udara Belaya di Irkutsk—sekitar 4.300 km dari perbatasan Ukraina—dan pangkalan udara Olenya di selatan Murmansk, yang berjarak sekitar 1.800 km dari Ukraina.

Menurut laporan dari Ukrinform yang mengutip sumber internal SBU, operasi ini bertujuan menghancurkan pesawat pengebom strategis Rusia yang diposisikan jauh dari garis depan. 

Dekat pangkalan udara

Drone dilaporkan diselundupkan jauh ke dalam wilayah Rusia, disembunyikan di dalam truk, lalu diluncurkan dari titik-titik dekat pangkalan udara.

“Menurut saksi di lapangan dan pejabat setempat, drone diluncurkan dari lokasi dekat pangkalan udara. Ini menunjukkan bahwa operasi ini kompleks dan melibatkan sejumlah orang dari dalam Rusia,” kata Dorsa Jabbari dari Al Jazeera dalam laporannya dari Moskow.

“Ini adalah serangan drone tunggal terbesar yang menargetkan sejumlah pangkalan udara militer di Rusia sejak perang dimulai pada Februari 2022,” lanjut Jabbari.

Dia menambahkan bahwa pangkalan-pangkalan tersebut merupakan tempat parkir pesawat pengebom strategis Rusia yang digunakan untuk menyerang Ukraina.

John Hendren dari Al Jazeera di Kyiv menyebut serangan ini sebagai tindakan berani yang telah lama direncanakan oleh Ukraina dan dilaksanakan menyusul meningkatnya intensitas serangan udara Rusia ke wilayah Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Tujuh orang tewas

Sementara itu, di wilayah Bryansk, Rusia, tujuh orang tewas dan 69 lainnya luka-luka akibat ledakan yang meruntuhkan sebuah jembatan jalan saat kereta penumpang menuju Moskow melintas dengan 388 orang di dalamnya. 

Tidak ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab, namun otoritas Rusia menyelidiki insiden ini sebagai aksi terorisme meski tidak secara langsung menuduh Ukraina.

Di medan pertempuran, Rusia mengeklaim telah membuat kemajuan signifikan ke wilayah Sumy di Ukraina. 

Data dari peta sumber terbuka pro-Ukraina menunjukkan bahwa Rusia telah menguasai 450 kilometer persegi wilayah Ukraina sepanjang Mei, menjadikannya laju teritorial tercepat dalam enam bulan terakhir.

Militer Ukraina menyatakan bahwa Rusia meluncurkan total 472 pesawat nirawak dalam satu malam, jumlah tertinggi yang tercatat sejak perang dimulai, ditambah dengan tujuh rudal.

Akan mengirim delegasi

Ketegangan meningkat saat Ukraina mengonfirmasi akan mengirim delegasi yang dipimpin Menteri Pertahanan Rustem Umerov ke Istanbul untuk menghadiri pembicaraan damai yang dimediasi oleh Turki dan didorong oleh Presiden AS Donald Trump untuk segera mengakhiri konflik tiga tahun tersebut.

Zelensky menyatakan bahwa ia telah menetapkan posisi delegasinya, dengan fokus utama pada gencatan senjata total dan tanpa syarat serta pemulangan para tahanan dan anak-anak yang diculik.

Sementara itu, Rusia menyatakan telah merumuskan syarat perdamaian mereka sendiri, namun belum bersedia mempublikasikannya. 

Presiden Vladimir Putin juga menolak usulan Turki agar pertemuan ini diselenggarakan di tingkat kepala negara. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |