Trump Ancam Potong Dana untuk New York Jika Zohran Mamdani Menang, Mamdani: Saya Tidak Akan Takut

2 hours ago 3
 Saya Tidak Akan Takut Mamdani menegaskan tidak akan takut menghadapi ancaman Donald Trump untuk menahan dana federal jika ia menang.(Media Sosial X)

KETEGANGAN politik menjelang pemilihan wali kota New York kian memanas. Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka mengancam akan membatasi pendanaan federal untuk kota tersebut, jika kandidat progresif Zohran Mamdani terpilih.

Menanggapi ancaman tersebut, Zohran Mamdani, calon wali kota dari Partai Demokrat, menegaskan ia tidak akan gentar.

“Saya akan memperlakukan ancaman itu sebagaimana mestinya — sebagai kata-kata seorang presiden, bukan sebagai hukum negara,” ujarnya kepada wartawan.

“Saya tidak akan diintimidasi oleh presiden ini. Saya tidak akan diintimidasi oleh siapa pun, karena tugas saya adalah melayani warga kota ini,” tambahnya.

Mamdani, yang dikenal sebagai kandidat berhaluan progresif, menilai bahwa New York membutuhkan pemimpin yang benar-benar berpihak pada warganya.

“Kota ini pantas memiliki wali kota yang membela warga setiap hari, bukan yang rela mengorbankan mereka demi kepentingan pribadi,” ujarnya.

Dalam pernyataannya di platform Truth Social pada Senin (3/11) malam, Trump justru memberikan dukungan kepada mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo, dan mendesak warga kota untuk memilihnya.

“Apakah Anda menyukai Andrew Cuomo atau tidak, Anda sebenarnya tidak punya pilihan lain. Anda harus memilihnya dan berharap dia melakukan pekerjaan yang luar biasa. Dia mampu melakukannya, sementara Mamdani tidak,” tulis Trump.

Sehari sebelumnya, dalam wawancara televisi, Trump menyebut bahwa dirinya akan enggan memberikan dana besar kepada New York bila Mamdani terpilih sebagai wali kota.

“Sulit bagi saya sebagai presiden untuk mengucurkan banyak uang ke New York jika yang memimpin adalah seorang Komunis. Itu sama saja dengan membuang-buang uang yang dikirimkan ke sana,” kata Trump.

Trump menegaskan bahwa bila Mamdani menang, ia “sangat tidak mungkin” menyalurkan dana federal ke kota tersebut, kecuali dalam jumlah minimal yang diwajibkan oleh hukum. Ia juga menolak memberikan dukungan kepada kandidat lain, Curtis Sliwa, dengan menyebut bahwa “suara untuk Sliwa adalah suara untuk Mamdani”.

Hubungan antara Trump dan Cuomo sendiri dikenal panas sejak lama. Keduanya pernah menjadi rival politik keras selama pandemi Covid-19, saat Trump masih menjabat sebagai presiden untuk pertama kalinya dan Cuomo masih menjabat gubernur New York.

Pemilihan wali kota New York kali ini menjadi sorotan nasional, tidak hanya karena ketatnya persaingan, tetapi juga karena intervensi politik dari Gedung Putih yang dinilai dapat memengaruhi arah kebijakan kota terbesar di Amerika Serikat tersebut.
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |