Zohran Mamdani (kanan).(AFP/SPENCER PLATT)
                            PRESIDEN Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Senin (3/11) menyatakan bahwa pemerintahannya akan membatasi aliran dana federal ke Kota New York jika kandidat Partai Demokrat Zohran Mamdani memenangkan pemilihan wali kota yang digelar pada Selasa (4/11).
"Sangat kecil kemungkinan saya akan memberikan dana federal, kecuali jumlah minimum yang diwajibkan jika Mamdani terpilih sebagai wali kota," tulis Trump dalam pernyataan di platform Truth Social.
Pemilu ini menjadi sorotan nasional karena hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan Mamdani unggul jauh atas pesaingnya, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo yang kini mencalonkan diri sebagai kandidat independen, serta Curtis Sliwa dari Partai Republik.
Menurut survei RealClearPolitics yang dirilis Senin, Mamdani memimpin dengan 45,8% suara, unggul 14,7 poin dari Cuomo (31,1%) dan 28,5 poin dari Sliwa (17,3%).
Kampanye terakhir yang sengit
Pada hari terakhir kampanye, ketiga kandidat berlomba menutup masa kampanye dengan pesan yang kontras.
Mamdani memimpin pawai di Jembatan Brooklyn bersama ratusan pendukungnya sebelum memberikan pidato pagi di Balai Kota. Cuomo berfokus pada wilayah Bronx dan Pecinan, menuding Mamdani sebagai penipu di media sosial. Sementara itu, Sliwa menemui pendukungnya di Coney Island, berbicara di stasiun kereta bawah tanah yang tahun lalu menjadi lokasi insiden tragis.
Persaingan antara Mamdani dan Cuomo menjadi simbol perubahan politik New York, antara mantan gubernur berpengalaman dari dinasti politik dan politisi muda progresif yang siap mencatat sejarah sebagai wali kota Muslim pertama, pemimpin keturunan Asia Selatan pertama dan putra Afrika pertama yang memimpin kota terbesar di AS itu.
Dewan Pemilihan Kota New York mencatat rekor 735.317 suara awal dalam sembilan hari, lebih dari empat kali lipat jumlah suara pada pemilihan 2021.
Dalam pidatonya di Balai Kota, Mamdani menegaskan kampanyenya untuk menjadikan New York lebih adil bagi pekerja dan masyarakat biasa.
"Hanya sedikit yang percaya kita bisa menang. Kota ini terlalu lama dikuasai oleh mereka yang kaya dan berkuasa, sementara rakyat pekerja terpinggirkan," ujarnya disambut sorakan waktu kita sekarang dari para pendukung.
Mamdani mengusung agenda progresif dengan janji bus gratis, pembekuan sewa dan penitipan anak universal, yang akan dibiayai melalui pajak tambahan bagi warga terkaya.
Trump sebelumnya juga telah menyindir Mamdani dalam wawancara dengan 60 Minutes, menyebutnya sebagai komunis dan menegaskan bahwa ia lebih memilih Cuomo daripada kandidat Demokrat progresif itu.
Eksperimen Gagal Mamdani
Sementara itu, Cuomo berusaha menghidupkan kembali citranya yang sempat rusak setelah mengundurkan diri sebagai gubernur pada 2021 akibat skandal pelecehan seksual.
Dalam kampanye terakhirnya, ia menyerang program Mamdani sebagai eksperimen gagal.
"Sosialisme tidak berhasil di Venezuela. Sosialisme tidak berhasil di Kuba. Dan sosialisme tidak akan berhasil di New York City," kata Cuomo.
Namun, Mamdani tetap menegaskan dirinya sebagai seorang sosialis demokrat, menolak tuduhan lawan politiknya sebagai bentuk ketakutan terhadap perubahan.
Dukungan besar dari kalangan muda dan progresif telah memperkuat posisinya, sementara miliarder seperti Bill Ackman dilaporkan menyumbang hingga USD 750.000 untuk mendukung Cuomo melalui super PAC. (Al Jazeera/I-3)


















































