Trump Ancam Akhiri Gencatan Senjata jika Hamas Terus Bertindak

6 hours ago 1
Trump Ancam Akhiri Gencatan Senjata jika Hamas Terus Bertindak Presiden AS Donald Trump(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan siap mendukung serangan terhadap Hamas jika kelompok itu tetap melakukan aksi kekerasan di Gaza. Ia menegaskan bahwa langkah tersebut dapat menghentikan gencatan senjata yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

"Jika Hamas terus membunuh orang-orang di Gaza, yang bukan merupakan kesepakatan, kami tidak punya pilihan selain masuk dan membunuh mereka," tulis Trump dalam unggahan di media sosial.

"Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!," sebutnya.

Dalam penjelasan kepada wartawan, Trump menegaskan bahwa pasukan Amerika Serikat tidak akan diterjunkan langsung ke Gaza.

"Bukan kami yang akan melakukannya," ujarnya. 

"Kami tidak perlu melakukannya," tambahnya.

Ia menyiratkan bahwa pihak lain, yang dianggap dekat dengan AS akan bertindak dengan sangat mudah, tetapi di bawah naungannya.

Sikap ini menunjukkan perubahan dari pernyataannya awal pekan lalu, ketika ia menyatakan tidak terganggu oleh tindakan keras Hamas terhadap kelompok-kelompok bersenjata di Gaza.

"Mereka memang melumpuhkan beberapa geng yang sangat, sangat, sangat jahat," kata Trump pada Selasa. 

"Dan mereka memang melumpuhkan mereka, dan mereka membunuh sejumlah anggota geng. Dan itu tidak terlalu mengganggu saya, sejujurnya. Tidak apa-apa," lanjutnya.

Bentrokan bersenjata dilaporkan terjadi antara Hamas dan kelompok-kelompok bersenjata lokal yang dituduh bekerja sama dengan Israel atau menjarah bantuan kemanusiaan. Setelah insiden pada Minggu lalu, Kementerian Dalam Negeri Gaza menawarkan amnesti bagi anggota geng yang tidak terlibat pertumpahan darah.

Pada Juni lalu, pejabat Israel mengakui telah mempersenjatai beberapa geng di Gaza untuk melemahkan posisi Hamas. Minggu lalu, kelompok bersenjata yang dikaitkan dengan Israel dilaporkan membunuh jurnalis Palestina Saleh Aljafarawi.

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, mengecam tudingan eksekusi terhadap tersangka kolaborator Israel oleh Hamas. Ia menyebut tindakan seperti itu sebagai kejahatan keji.

"Apa yang terjadi merupakan kejahatan, pelanggaran hak asasi manusia yang mencolok, dan serangan serius terhadap prinsip supremasi hukum," demikian bunyi pernyataan kantor Abbas.

Desakan Pelucutan Senjata Hamas

Trump juga menyinggung aspek lain dari kesepakatan gencatan senjata. Berdasarkan rencana yang diusung AS, Hamas diharapkan melucuti senjatanya dan tak lagi terlibat dalam pemerintahan Gaza. Namun belum ada kejelasan apakah Hamas setuju.

Pada Kamis (16/10), Trump memberikan peringatan tegas jika kelompok itu menolak.

"Mereka akan melucuti senjata, dan jika mereka tidak melakukannya, kami akan melucuti senjata mereka, dan itu akan terjadi dengan cepat dan mungkin dengan kekerasan," ujarnya.

Gencatan senjata yang mulai berlaku Sabtu lalu masih relatif berjalan, namun Israel disebut beberapa kali melanggar kesepakatan dengan dalih keamanan. Warga Palestina dilaporkan tewas setiap hari karena dianggap mendekati zona militer yang tidak ditandai jelas.

Israel juga mengancam membatasi bantuan kemanusiaan dengan alasan Hamas belum menyerahkan seluruh jenazah tawanan. Selain itu, pembukaan kembali perlintasan Rafah dari dan ke Mesir masih tertunda.

Trump sebelumnya menyebut gencatan senjata sebagai awal dari Timur Tengah yang baru. Namun ancaman terbarunya memunculkan keraguan terhadap keberlanjutan kesepakatan, terutama di tengah pendudukan Israel yang terus berlangsung dan ketidakjelasan mengenai masa depan tata kelola Gaza. (Al Jazeera/Fer/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |