Transisi ke Ekonomi Hijau, Program Landmark SMU Berdayakan Profesional ASEAN

5 hours ago 1
Transisi ke Ekonomi Hijau, Program Landmark SMU Berdayakan Profesional ASEAN Dalam mendukung transisi Asia Tenggara menuju pertumbuhan yang berkelanjutan, Singapore Management University (SMU) telah mengembangkan program online pertamanya yang tersedia dalam tiga bahasa Asia, yakni Bahasa Indonesia, Thailand, dan Vietnam.(Dok. SMU)

DALAM mendukung transisi Asia Tenggara menuju pertumbuhan yang berkelanjutan, Singapore Management University (SMU) telah mengembangkan program online pertamanya yang tersedia dalam tiga bahasa Asia, yakni Bahasa Indonesia, Thailand, dan Vietnam, dengan dukungan dari SMU Overseas Centres di Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Hingga kini, inisiatif ini telah membekali lebih dari 1.500 peserta di seluruh ASEAN dengan pengetahuan dasar tentang keberlanjutan dan keuangan berkelanjutan.

Program Online Keberlanjutan dan Keuangan Berkelanjutan ini dikembangkan bersama oleh Singapore Green Finance Centre (SGFC) dan SMU Executive Development (ExD), serta didukung oleh Singapore Global Network (SGN). Program ini diadaptasi dari kursus unggulan SGFC berupa Massive Open Online Course (MOOC) yang berjudul Introduction to Sustainability and Sustainable Finance.

Kurikulum program disusun oleh SGFC dan diperkaya dengan wawasan dari lebih dari 20 pakar terkemuka di bidang keberlanjutan dan keuangan, termasuk para mitra pendiri SGFC yang berasal dari lembaga keuangan global dan Monetary Authority of Singapore. Materi yang diajarkan dirancang untuk memberikan pengetahuan praktis yang relevan dengan kebutuhan transisi kawasan Asia Tenggara.

Melalui penyampaian digital, program ini memungkinkan partisipasi lintas wilayah, industri, dan tingkat pengalaman, sehingga secara efektif mendemokratisasi akses ke keahlian keberlanjutan dan keuangan berkelanjutan secara praktis, skalabel, dan inklusif.

"Di DANA, fokus kami pada tahun 2025 sangat jelas, membangun keuangan digital yang aman, inklusif, dan tepercaya bagi semua orang. Kurikulum Keuangan Berkelanjutan dari SMU, khususnya modul tentang risiko keberlanjutan, taksonomi, dan produk keuangan hijau, memberikan kerangka kerja yang kuat bagi saya untuk mengaitkan pekerjaan kami sehari-hari dengan standar ESG global. Pemahaman ini memudahkan saya menyusun narasi yang relevan bagi regulator, mitra, dan terutama jutaan pengguna DANA di Indonesia," kata Sharon Issabella, Head of Communications DANA Indonesia, dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis (23/10).

Program ini, sambung dia, juga berhasil mengupas istilah-istilah keberlanjutan yang kompleks seperti scope 3, blended finance, dan circularity yang memperlihatkan betapa kolaboratif dan kompleksnya dampak nyata yang ingin dicapai. 

"Dengan wawasan baru ini, saya dapat mengubah data menjadi cerita yang menyentuh, dan mendorong perubahan yang perlahan namun pasti dimulai dari diri saya sendiri dan diperluas melalui kampanye Safe Tech dan inklusi keuangan DANA," lanjutnya.

Inisiatif ini hadir di tengah meningkatnya kebutuhan akan talenta hijau. Asian Development Bank memperkirakan bahwa transisi menuju ekonomi hijau akan menciptakan lebih dari 30 juta pekerjaan baru di ASEAN pada tahun 2030, terutama di sektor energi bersih, infrastruktur berkelanjutan, dan keuangan iklim.

Namun demikian, kesiapan tenaga kerja tetap menjadi tantangan utama, 84% profesional di Asia Tenggara percaya bahwa peningkatan keterampilan sangat penting agar tetap relevan, melampaui rata-rata global sebesar 76%. ASEAN Digital Integration Index juga menyoroti bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu aspek terlemah dalam agenda transformasi kawasan.

"Ekonomi hijau telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinvestasi. Membangun keterampilan untuk memahami dan memimpin transisi ini bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak. Program ini mencerminkan komitmen mendalam dari SMU dan SGFC dalam membekali para pemimpin masa depan dengan keterampilan yang relevan untuk menghadapi transisi hijau. Melalui kombinasi antara akses digital dan kolaborasi internasional, kami telah menciptakan platform yang kuat untuk pengembangan talenta regional dan pertukaranpengetahuan lintas negara,” ucap Eddie Tritton, Executive Director SMU Executive Development.

Sementara itu, Executive Director SGFC Nikki Kemp menambahkan, sangat penting untuk membentuk komunitas profesional terampil di seluruh ASEAN yang mampu mengembangkan dan menerapkan solusi inovatif serta berdampak dalam mendanai masa depan rendah karbon yang tangguh. 

"Program seperti ini, yang secara akademis ketat dan relevan dengan industri, menunjukkan komitmen SGFC untuk membekali para profesional keuangan dengan pemahaman mendalam mengenai keuangan berkelanjutan yang spesifik untuk kawasan Asia termasuk pasar karbon, instrumen keuangan berkelanjutan, pelaporan keberlanjutan, dan lainnya. Sebagai pusat keunggulan kelas dunia, SGFC berkomitmen untuk membangun kapasitas regional, memperkuat kolaborasi industri, dan menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap pengembangan talenta di bidang keuangan berkelanjutan," bebernya.

Program online ini merupakan tonggak awal dalam perjalanan peningkatan kapasitas regional SMU. Inisiatif-inisiatif lanjutan akan terus dijajaki untuk memperdalam kemitraan dan menjawab kebutuhan keahlian keberlanjutan yang terus berkembang di ASEAN.

Sebagai bagian dari peringatan 25 tahun SMU, program ini menjadi bukti nyata dari misi universitas untuk memberikan dampak yang berarti melalui pendidikan. Program ini juga menegaskan posisi SMU sebagai pemimpin akademik ASEAN dalam mendorong ekonomi hijau, serta mendukung pertumbuhan berkelanjutan, ketahanan tenaga kerja, dan kerja sama ekonomi lintas negara, sekaligus memperkuat posisi Singapura sebagai pusat keberlanjutan di Asia. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |